TUBAN, (Ronggo.id) – Bersamaan tren naiknya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Tuban, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman banjir bandang.
Sedangkan hujan deras yang hampir merata di 20 wilayah kecamatan pada Minggu (15/12), menyebabkan sejumlah wilayah diterjang banjir bandang. Bencana alam tersebab derasnya hujan tersebut menimpa, wilayah Kecamatan Rengel, Kerek, Montong, Soko, Parengan dan Kecamatan Tuban.
BPBD belum merinci berapa kerugian akibat amuk air bercampur lumpur, dan batu kerikil yang menerjang enam wilayah kecamatan tersebut.
Informasi yang dihimpun Ronggo.id dari sejumlah titik bencana menyebut, di wilayah Rengel hujan deras pada Minggu (15/12/2024) menyebabkan banjir bandang di sekitar pasar tradisional Desa Rengel. Air bah membawa lumpur dan kerikil datang dari lereng pegunungan kapur di sisi utara lokasi bencana.
Pada saat bersamaan, debit air di sungai Bengawan Solo yang melintas wilayah Rengel juga naik. Imbasnya menyebabkan anak sungai dari sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut juga meluap. Ini mengakibatkan air bah dari sisi utara pasar Rengel, tak lancar masuk anak sungai itu.
Derasnya arus air bercampur lumpur mengakibatkan penguna jalan, khususnya pengendara motor, tidak berani melewati jalan di depan pasar.
Seorang pengguna jalan asal Soko, Rohman (32), saat ditemui di sekitar pasar Rengel menyatakan, tak berani melintas lantaran arus air sangat deras, apalagi terlihat airnya bercampur lumpur.
“Lebih aman balik saja, Mas, daripada hanyut,” kata Rohman.
Sedangkan Bambang Edi Priyono (53), warga sekitar mengungkapkan hal yang sama. Banjir yang melanda wilayahnya datangnya begitu cepat selama kurang lebih dua jam, dengan arus air deras bercampur lumpur. Semua pengendara motor tidak berani melewati karena takut hanyut dibawa air.
“Lumpur yang dibawa air menyebabkan kondisi jalan licin,” katanya.
Ditambahkan, wilayahnya memang memang sudah menjadi langganan banjir bandang. Banjir yang terjadi pada hari Minggu kemarin, merupakan bencana terparah dalam lima tahun terakhir.
Sedangkan dari wilayah Kecamatan Montong, banjir bandang melabrak wilayah Desa Sumurgung setelah hujan deras terjadi di Desa Bringin dan Desa
Maindu yang lokasinya berada di sisi selatan desa tersebut.
Banjir mengakibatkan hamparan ladang jagung yang sudah berbunga, dan padi yang baru ditanam warga rusak. Banjir ini menyebabkan petani dua komoditas tersebut, terancam rusak hingga gagal panen.
“Banjirnya paling dua atau tiga jam, tapi mengakibatkan kerusakan tanaman jagung dan padi,” kata petani setempat.
Sejumlah warga Sumurgung menyatakan, lokasi desanya memang di dataran rendah. Sedangkan Bringin dan Maindu di sisi selatan desa lokasinya di wilayah pegunungan.
“Walaupun Sumurgung tidak hujan, tapi di wilayah Bringin dan Maindu hujan bisa dipastikan akan terjadi banjir bandang di desa ini,” kata warga lain saat ditemui di Sumurgung.
Saat dikonfirmasi Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Sudarmaji, tak menolak jika di sejumlah Kecamatan di wilayahnya terjadi banjir bandang. Banjir yang terjadi di sekitar Pasar Rengel, mengakibatkan akses jalan menuju ke arah Soko dan sebaliknya tertutup lumpur yang dibawa air.
“Tadi malam memang ada beberapa tempat yang tergenang banjir salah satunya di Pasar Rengel, saat ini kita fokuskan disana karena lumpur menumpuk cukup banyak wilayah tersebut,” ungkap Sudarmaji saat ditemui di depan Pemkab Tuban pada, Senin (16/12/2024).
Sesuai laporan yang masuk di mejanya, banjir bandang tak hanya di Rengel, melainkan juga di Kerek, Montong, Tuban, dan laporan yang masuk terjadi juga di Kecamatan Parengan.
“Kalau sementara di Kecamatan Soko yang kami terima ada longsoran di jalan desa,” kata Sudarmaji.
BPBD Tuban, tambah mantan Camat Plumpang tersebut, mengimbau kepada masyarakat untuk selalu siaga dikarenakan curah hujan yang masih tinggi. Diharapkan, masyarakat untuk saling bahu membahu, serta bekerja sama untuk menolong tetangganya yang membutuhkan pertolongan. (Hus/Tgb)