, () – Puluhan warga Remen, Kecamatan , meluruk Balai Desa setempat. Hal ini dilakukan lantaran dalam rekruitmen tenaga kerja di yang dinilai tidak diketahui oleh pemuda setempat.

Ketua Karang Taruna Desa Remen, Ahmad Budiono menjelaskan, dirinya bersama pemuda desa setempat berencana menggelar aksi unjuk rasa di PT Trans Pacific Petrocemichal Indotama () terkait dengan pemberian gaji yang dinilai tidak sesuai.

Di sisi lain, pihaknya juga menyayangkan kepada PT Santi (Rekanan PT TPPI,Red) yang hanya memberikan pekerjaan Helper kepada warga lokal.

“Kita sekarang ngopi dulu, dan besok kita akan memberhentikan dulu aktivitas PT Santi, sampai permasalahan pekerjaan ini clear dulu,” ujar Ahmad Eko Budiono kepada Ronggo.id saat ditemui di lingkungan Balai Desa setempat, Senin (20/2/2023) siang.

Ia menyatakan, setiap kali ada vendor yang masuk dan memulai aktivitas di TPPI, pasti terjadi gaduh. Padahal warga atau pemuda setempat hanya ingin mendapatkan pekerjaan di tanah kelahiran sendiri.

Untuk itu, pihaknya berharap agar kedepan perusahaan lebih transparan dalam hal rekruitmen tenaga kerja, sehingga tidak terjadi konflik serupa.

“Sebenarnya kami tidak ingin ribet dan tidak perlu seperti ini. Artinya, PT Santi ini tidak transparan, padahal kami dan teman-teman butuh pekerjaan tapi tidak mengetahui adanya lowongan,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Remen, Rusdiono menjelaskan, jika rencananya para pemuda dan warga yang datang ke Balai Desa akan menggelar audensi dengan PT Santi terkait rekruitmen tenaga kerja. Namun, Pemerintah Desa (Pemdes) hanya mengawal penyaluran tenaga kerja.

“Perusahaan memang ada komunikasi dengan Pemdes terkait permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan PT Santi,” ujar Kades Remen, Rusdiono.

Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan oleh PT Santi sebanyak 70 orang yang dibagi di tiga desa ring perusahaan. Yakni Desa Remen, Tasikharjo, dan Purworejo, Kecamatan Jenu. Ia mengaku, perusahaan datang dan meminta kepada Pemdes untuk mengakomodir tenaga kerja.

Dari jumlah yang dibutuhkan, dirinya juga sudah berjuang agar kuota tersebut dapat ditambah atau Desa Remen mendapatkan peluang paling besar. Namun karena ada tiga desa, sehingga dilakukan sesuai prosedur yang bijak.

“Yang dibutuhkan perusahaan itu tenaga Helper, Rigger dan Safety. Untuk Desa Remen mendapatkan kuota 27 orang. Itupun sudah Kita sampaikan kepada masyarakat. Karena disini ada 21 RT sehingga saya minta seluruh perwakilan RT untuk mengisi kuota pekerja itu, dan semuanya sudah tercover,” terangnya.

Dirinya juga mengaku dibuat kaget dengan kedatangan puluhan warga ke Balai Desa yang berencana menggelar aksi unjuk rasa ke PT TPPI tersebut. Sebab, ia dan perangkat desa tidak menerima surat audiensi, klarifikasi maupun pemberitahuan apapun dari pemuda atau Karang Taruna Desa.

“Kami tidak tahu, karena surat audiensi katanya langsung dikirim kesana (perusahaan, Red) tanpa pemberitahuan ke desa. Kalau memang ada unek-unek atau kurang berkenan, silahkan disampaikan ke kita, dan kami akan meneruskan keluh kesah warga ke perusahaan,” pintanya.

Menanggapi adanya warga yang hendak menggelar aksi protes terkait rekruitmen tenaga kerja tersebut, PR & CSR Section Head , Taheran Sidik Prabowo saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya masih mencoba menghubungi pihak PT Santi.

“Iya, ini saya kontak PT Santi, masih belum diangkat,” tutupnya singkat. (Said/Jun).