TUBAN, (.id) – Ratusan Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal () menggelar aksi demo di depan (Persero) Tbk, GhoPO Tuban. Desa Sumberarum, .

Massa aksi melakukan blokade di pos 3 yang menjadi pintu masuk dan keluar karyawan mulai sekitar pukul 09.00 Wib, sampai dengan pukul 11.00 Wib. Mereka menuntut perusahaan plat merah tersebut mengembalikan status tenaga Harian Lepas (HL) di PT dikembalikan lagi sebagai tenaga dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

Dalam melaksanakan unjuk rasa, para pendemo membawa sejumlah alat peraga, seperti bendera, kendaraan lengkap sound system hingga banner tuntutan perihal kesejahteraan buruh, khususnya terhadap pekerja harian lepas

Ketua , Duraji menyampaikan, jika pihak PT Semen Indonesia dinilai ingkar janji terhadap kesejahteraan para pekerja, dimana sebelumnya para buruh diminta untuk memahami kondisi perusahaan saat terjadi pengurangan produksi dari yang semula sebagai PKWT dijadikan sebagai tenaga HL atau harian lepas.

“Dua tahun lalu, Semen Indonesia dengan alasan batu bara mulai menipis, sehingga status kawan-kawan yang sebelumnya sebagai PKWT dirubah menjadi hadian lepas,” ungkap Duraji saat ditemui ditengah aksi demo berlangsung, Kamis (8/8/2024).

Para buruh yang didominasi sebagai tenaga kebersihan tersebut menerima dengan catatan akan dikembalikan status mereka setelah kondisi perusahaan membaik. Akan tetapi, meski produksi di PT Semen Indonesia telah kembali, namun status para pekerja tak kunjung dikembalikan seperti sedia kala.

“Saat ini, perusahaan telah kembali membaik dan batu bara juga sudah berjalan seperti sedia kala, kami menagih janji yang dulu disampaikan. Tapi Semen Indonesia ingkar janji, karena tidak kunjung ada kejelasan pengembalian status pekerja dari HL ke PWKT, sehingga kami terpaksa turun aksi,” tegasnya.

Atas kondisi tersebut, Duraji meminta agar PT Semen Indonesia melakukan perubahan Term Of Refrence (TOR) kontrak kerja antara PT Sinergi Mitra Investama (SMI) dengan tiga perusahaan yang memperkerjakan para pekerja yang juga tergabung dalam FSPMI.

“Kami meminta agar PT Semen Indonesia supaya mengkaji ulang daripada TOR kontrak vendor, supaya tidak terjadi perampasan hak dan menghapus sistem diskriminasi terhadap tenaga kerja yang berdampak pada anggota kami,” jelasnya.

Jika tidak kunjung direspon oleh perusahaan, lanjut Duraji, pihaknya mengancam akan memblokade pos 3 dan pos 1 yang menjadi akses utama keluar masuk kendaraan produksi bahan baku semen.

“Para pekerja ini ada yang sudah mengabdi di PT Semen Indonesia selama 15 tahun dengan status PKWT, yang mana mereka hanya mendapatkan upah gaji minimum kabupaten. Maka blokade jalan ini mungkin akan kami lakukan sampai beberapa hari kedepan, sampai tuntutan kami dipenuhi,” ujarnya.

Namun, setelah beberapa jam berorasi dan menutup akses pos 3 yang menjadi pintu masuk para pegawai perusahaan, hingga sekitar pukul 11.00 Wib, para demonstran kemudian menuju ke pos 1 yang juga memblokade akses kendaraan produksi bahan baku semen, seperti batu kapur, batu bara hingga air dan juga tanah liat.

Sementara itu, Senior Manager of Corporate Communication Pabrik Tuban, Dharma Sunyata menyatakan, jika aksi tersebut tidak seharusnya terjadi, karena sebelumnya telah ada kesepakatan bersama antara perusahaan dan pekerja sesuai arahan Dinas Ketenagakerjaan juga ketiga vendor yang memperkerjakan para tenaga kebersihan.

“Sebetulnya sudah ada kesepakatan antara pekerja dan perusahaan, tinggal didiskusikan kembali dan teman-teman (buruh, Red) menghadap ke vendor ulang, sehingga ada solusi. Tapi yang kami sesalkan ialah tiba-tiba mereka melakukan aksi,” kata Dharma Sunyata.

Tiga perusahaan vendor tesebut, masing-masing dari PT Sonar Persada Manunggal, PT Wira Karya Teknika dan PT Niaga Nusantara Mandiri.

Kendati begitu, lanjut Dharma, dirinya meminta agar para massa aksi tetap menjaga kondusifitas dilingkungan kerja, karena jika buruh melakukan demo, maka akan berdampak para pekerja yang memiliki semangat yang tinggi untuk tetap menjalankan aktivitasnya di perusahaan.

“Mari kita bersama-sama berkerja dan bergandeng tangan dalam menyelesaikan tantangan ini menjadi hal yang positif, baik bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat,” harapnya.

Hingga berita ini diterbitkan, perwakilan dari SIG GhoPO Tuban belum menemui massa aksi maupun meminta perwakilan buruh untuk melakukan mediasi. (Hus/Jun).