TUBAN, (Ronggo.id) – Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Tuban mencatat luas hutan dan lahan (Karhutlah) di wilayahnya sepanjang tahun 2022 mencapai 5,25 hektar dengan total kerugian sebesar Rp165 ribu.

Karhutlah tersebut terjadi 5 kali, terhitung periode Agustus hingga September di 4 lokasi, meliputi hutan jati di Sendangharjo, Kecamatan Brondong, Lamongan seluas 1 hektar, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan seluas 0,5 hektar.

Sementara, di terjadi di kawasan hutan jati di Desa Rengel, seluas 0,25 hektar, lalu di Desa Gesing sebanyak 2 kali kejadian, dengan total  lahan yang terbakar seluas 3,05 hektar.

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan , Nana Suwanda mengungkapkan,  faktor pemicu Karhutlah karena ulah oknum yang sengaja membakar hutan untuk kepentingan tertentu.

“Kebanyakan pembersihan lahan dengan cara di bakar, kemudian putung rokok yang sengaja dibuang oleh oknum tak bertanggungjawab,” ungkapnya, Kamis (8/6/2023).

Nana menjelaskan, memasuki musim kemarau tahun ini, pihaknya mulai menyiapkan sejumlah langkah pencegahan Karhutlah, diantaranya menggelar apel siaga dengan melibatkan sejumlah instansi terkait, termasuk TNI, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Kami juga menjalin MoU dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah () untuk antisipasi dan pengendalian Karhutlah,” terangnya.

Lebih lanjut, kata Nana, upaya lain dengan memasang sejumlah papan himbauan serta mengedukasi masyarakat, khususnya petani hutan agar turut menjaga keberlangsungan hutan dan tidak melakukan tindakan yang bisa menyebabkan kebakaran.

“Harapannya kepada masyarakat lebih memahami dan tidak membuang benda-benda yang dapat menjadi pemicu sumber api,” tutupnya.

Diketahui, Perhutani memiliki luas wilayah 28.602,5 hektar mencakup kawasan hutan yang berada di Kabupaten Tuban 19.412,4 hektar, 8.177,7 hektar, serta Kabupaten Gresik 1.012,4 hektar. (Ibn/Jun).