Menurutnya, solusi itu diambil lantaran sebanyak 4 mesin scanner yang disediakan oleh AAC Unair mengalami error dan hasilnya dianggap tidak akurat oleh para peserta.

“Akhirnya disepakati bersama, dari panitia, saksi, termasuk kepala desa yang hadir, kita buat berita acara perubahan koreksi dari scan menjadi manual,” jelentrehnya.

Mustakim menyebut, sebelum koreksi manual dimulai, seluruh saksi telah dipanggil untuk menyaksikan proses koreksi. Namun begitu, terdapat beberapa saksi maupun peserta yang justru telah lebih dulu meninggalkan lokasi.

“Proses koreksi manual berjalan lancar, dan semua saksi yang hadir sudah sepakat, termasuk peserta yang awalnya protes, setelah melihat semua prosesnya, akhirnya juga menerima,” ucapnya.

Berkaitan dengan nama dan nomor peserta yang tidak urut saat koreksi manual, dikatakan Mustakim, bahwa hal itu juga sudah menjadi kesepakatan bersama meskipun sebelumnya sempat terjadi silang pendapat.