– Pemandangan tidak mengenakan terlihat di sekitar . Pasalnya, banyak tumpukan sampah baik dari plastik bekas bungkus minuman dan kertas makanan berserakan tepat dijantung kota atau depan Gedung Pemerintahan .

Tidak hanya menjijikan dari pengelihatan mata, aroma tak sedap juga muncul dari bekas lapak pedagan yang berjualan disekitar halaman parkir atau lokasi berhenti bagi peziarah makam yang diduga dilakukan pada malam hari tersebut. Hal itu sempat diabadikan oleh nitizen dan dinggah di media sosial.

Dari keterangan foto yang diunggah oleh akun Putri Put, dinyatakan bahwa pemandangan yang kurang bagus setiap pagi di jalan Sunan Bonang bekas para pedagang kaki lima yang tidak membersihkan bekas dagangannya.

“Terlihat kumuh dan kurang rasa tanggung jawab untuk PKL disekitar alun-alun,” terang unggahan akun Puri Put.

Hal itu sontak menjadi perbincangan warganet. Seperti komentar akun Syaifudin Noor yang mengatakan, ‘Ngunu kui nek ra dikei lapak kanggo dagang jare pemerintah ura peduli karo rakyat cilik (begitu kalau tidak dikasih lapak untuk berdagang justru menyalahkan pemerintah yang katanya tidak peduli rakyat kecil).

Akun lain, Shodi Qin menuliskan, mungkin sebagai penjual masih butuh pembinaan, insyaallah masalah seperti itu masih bisa diatasi, kalau cepat-cepat ada koordinasi dengan pihak terkait. Komentar lainnya dari Novita Ayu Wardhani, kotor bersihnya bisa dilihat pedagangnya, kadang juga saya tahu ada penjual yang selepas jualan mereka membersihkan lapaknya.

“Kalau gambar diatas itu pedagangnya ‘komor‘ (kumuh,Red), gak mau bersihin lapaknya. Pikirannya mungkin ‘ben disapu tukang sapune sesok‘ (biar disapu sama tukang sapunya besok). Kalau dipandang mata jelas sangat mengganggu, apalagi banyak wisatawan dan peziarah yang singgah, bisa merusak image Kota Tuban,” lanjut akun Novita Ayu Wardhani dalam kolom komentarnya.

Dilain sisi, Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan B3, dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten Tuban, Arwin Mustofa menjelaskan bahwa, pihaknya telah seringkali memberikan sosialisasi hingga menyediakan petugas kebersihan selama 24 jam yang dibagi dalam tiga shift sehari.

“Sudah ada petugas kebersihan di wilayah situ yang terbagi dalam 3 shift. Tapi memang tidak bisa setiap detik selalu bersih karena banyaknya PKL dan pengunjung,” jelas Arwin Mustofa saat dikonfirmasi .id, Senin (14/3/2022).

Ia mengaku, meski telah disediakan petugas kebersihan, namun sebagai penghasil sampah, dalam hal ini ialah PKL, memiliki tanggung jawab untuk mengumpulkan dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang telah disediakan.

“Petugas kebersihan bekerja sesuai tugasnya, membersihkan jalan dan fasilitas umum, termasuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA. Adapun penghasil sampah harusnya membawa sampahnya ke TPS yang disediakan, tidak malah membuang atau menyisakan sampah disembarang tempat,” ujarnya.

Terkait dengan iuran atau karcis yang dikenakan kepada PKL, ia menyatakan jika petugas hanya menarik retribusi sebesar 500 perak per PKL perhari. Itupun digunakan sebagai pengelolaan sampah di TPA. Adapun lokasi TPS terdekat yang telah disediakan, masing-masing berada di Pasar Sore atau depan Wisata Pantai Boom, kemudian di kompleks Pemda dan Pendopo Tuban serta didalam Alun-alun.

“Kemungkinan dalam waktu dekat, kami akan kembali memberikan sosialisasi dan edukasi kepada PKL,” pungkasnya. (Ibn/Jun).