– Memasuki bulan Ramadhan tahun 1443 Hijriah, pedagang petasan mulai bermunculan di sejumlah tempat keramaian di Tuban. Mereka menggelar dagangannya diatas meja bahkan ada sebagian yang menggunakan terpal sebagai tempat untuk memajang petasan maupun yang akan dijual.

Pantauan .id di lapangan, para pedagang petasan terlihat di beberapa titik, di Alun-alun Kota, di jalan Basuki Rahmat serta disepanjang Tuban dan juga lokasi lainnya.

Irna pedagang petasan asal Kelurahan Baturetno, mengungkapkan sudah dua seminggu berjualan di , dengan menggunakan meja kecil perempuan berusia 27 tahun itu menaruh beraneka macam jenis petasan agar terlihat oleh pengguna jalan yang lalu lalang.

“Sudah dua minggu disini, memang jualanya hanya saat menjelang bulan puasa sampai nanti mendekati lebaran, mulai buka jam 3 sore sampai jam 9 malam,” kata Irna saat ditemui dilapaknya, Jumat (1/4/2022).

Kendati puasa tinggal sebentar lagi, namun Irna mengaku, calon pembeli yang datang baru hitungan jari, sehingga secara otomatis omset penjualannya belum terlalu bisa dirasakan.

“Sementara ini jumlah pembeli masih sepi, sehari dapatnya 100 ribu, mungkin besok kalau sudah puasa bakalan ramai yang mampir untuk membeli,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Rusmiati (45), pedagang petasan lainya di kawasan jalan Sunan Kalijaga, ia mengaku baru 3 hari berjualan. Menurutnya, jumlah pembeli petasan tahun ini terjadi penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 300 ribu perhari.

Perempuan yang sudah melakoni usaha penjualan petasan selama lebih dari 10 tahun itu menduga, kenaikan harga sejumlah komoditi menjadi salah satu penyebab sepinya calon pembeli yang datang ke lapaknya.

“Kalau dulu, seminggu sebelum puasa sehari bisa dapat uang 250 ribu hingga 300 ribu, tapi saat ini dapat 100 ribu saja sangat sulit, mungkin karena hampir semua harga barang-barang naik,” tutur Rusmiati sambil merapikan barang dagangannya.

Berbanding terbalik dengan jumlah pembeli, Rusmiati menyebut saat ini harga petasan dan kembang api mengalami kenaikan drastis dari semua varian atau jenis, misal saja dari yang tahun lalu harganya 2 ribu kini naik menjadi 3 ribu, kemudian petasan yang paling mahal, dari harga sebelumnya dijual 13 ribu, sekarang ini harga jualnya mencapai 20 ribu.

“Dulu satu petasan ukuran besar untungnya bisa sampai 5 ribu per kotak, tapi karena sekarang ambil dari toko grosir nya juga mahal, jadi untungnya juga pas-pasan. Kalau jualnya terlalu tinggi, saya khawatir tidak laku,” pungkasnya. (Ibn/Jun).