BOJONEGORO, () – Menjawab keprihatinan kawula muda Bojonegoro yang buta terhadap sejarah kotanya sendiri. Konten kreator sejarah dan budaya pun mulai menggagas platform @, sebuah komunitas anak muda yang peduli akan sejarah, terutama sejarah Kabupaten Bojonegoro.

Dengan penuh semangat, pemilik nama lengkap Muhammad Andre mulai menceritakan awal mula dirinya menggagas platform medsos konten sejarah dan budaya di Bojonegoro.

Berawal dari hobi menelusuri di beberapa kawasan yang sarat akan nilai sejarah. Dan berangkat dari rasa penasaran yang tinggi, terutama ketika melintasi beberapa titik di Kawasan di Kota Bojonegoro. Baik sepanjang Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Jaksa Agung Suprapto.

“Kenapa? Karena kawasan tersebut sarat dengan pemukiman klasik. Pabrik-pabrik dan rumah-rumah warga lokal yang terlihat estetik dan khas eropa,” ungkap Muhammad Andre.

Dibarengi dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya ia pun menyusuri disepanjang jalan tersebut. Mencari informasi terkait dengan bangunan-bangunan tua, siapa tahu ada cerita yang menarik.

Siapa tahu mereka bagian dari salah satu keluarga yang masih ingat dengan kota kecil, bahkan sebelum kemerdekaan terkait dengan kehidupan di sepanjang tepi Bengawan Solo. Sebab Bengawan Solo terkenal sebagai jalur transportasi sejak dahulu.

“Beberapa hasil jelajah tahun 2023, kami publikasikan di media sosial instagram @Bodjonegoro History. Tidak hanya itu bagi kami media sosial yang konsen membicarakan sejarah dan kebudayaan yang begitu konsen kayaknya belum ada begitu terutama di Kabupaten Bojonegoro,” ucapnya.

Menurutnya, generasi Z saat ini cendrung aktif menggunakan media sosial berupa instagram. Selain sebagai sumber informasi yang sangat cepat, reaktif dan responsif. Dengan demikian siapa tahu diantara hasil jelajah sejarah di Bojonegoro, menjadi sumber tambahan referensi tentang sejarah Bojonegoro bagi yang membutuhkan.

Bojonegoro history juga menjadi bagian dari penyimpanan arsip digital bagi warga Bojonegoro. Terutama yang masih merawat dan menyimpan arsip dokumentasi foto dan catatan keluarganya dahulu.

“Makanya bahasa lain, kami menerima open donasi foto zaman dulu. Tidak hanya itu, teman-teman yang sedang mengambil studi sejarah di luar Kota. Juga bisa mengirim artikel pendek yang singkat dan padat yang ada hubungannya dengan Bojonegoro,” tutur Pemuda asal Sugihwaras.

Sehingga ketika melihat Bojonegoro dahulu, masyarakat Bojonegoro bisa mengenang lebih dalam dari media sosial @Bodjonegoro History. Disisi lain komunitas sejarah yang didominasi oleh kaum milenial dan para Mahasiswa yang masih konsen di jurusan sejarah, di luar daerah masih sangat jarang ditemukan.

“Kalau Komunitas budaya dan sastra sudah menjamur. Tapi kalau komunitas sejarah masih jarang ditemukan di Bojonegoro,” ucapnya.

Sejauh ini, untuk aktivitas komunitas tersebut yaitu melakukan keluyuran dibeberapa tempat. Misal mencari kata kunci Peradaban Bojonegoro lahir dari Hutan Jati dan Tembakau. Juga melakukan Jelajah dibeberapa pabrik tembakau yang terbengkalai, maupun masih beroperasi.

Uniknya, ia dan beberapa anggota komunitasnya juga sempat mencoba berkunjung di kawasan Hutan Jati masa Pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang pertama kali melakukan Penebangan dan Pelelangan di Ngorogunung, Kecamatan Bubulan tahun 1890. Lalu berlanjut menyusuri sepanjang jalur lori/loko yang membentang di kawasan Bojonegoro selatan dari Tondomulo, Kedungadem hingga ke Sekar.

“Karena kata Dickson fotografer asal luar negeri, jalur lori jarang dipublikasikan waktu itu. Bahkan nyaris tidak pernah ada satupun dibeberapa arsip, adapun beberapa milik warga sekitar yang masa itu sudah punya kamera,” kenang Andre dengan penuh semangat.

Dalam kurun waktu 2023, anggota komunitas yang mayoritas berisikan anak muda tersebut. Rupanya juga fokus menjelajahi kawasan Kota untuk mencari dan mengumpulkan serpihan bangunan-bangunan tua masa kolonial Belanda dan Jepang di Bojonegoro.

Namun Andre mengakui banyak tantangan, Tetapi ia berupaya maksimal dan seoptimal mungkin. Bahwa komunitasnya memiliki ruang khusus untuk mencari dan mengumpulkan serpihan bangunan tua masa kolonial Belanda dan Jepang.

“Dari situlah Walking Tour Bojonegoro menjadi projek pertama kali kami untuk mengembangkan dan mengkampanyekan serpihan sejarah di Bojonegoro pada awal tahun 2024. Rencana kedepannya pengembangan channel YouTube, semoga segera terealisasi,” bebernya. (Ags/Jun).