TUBAN, () – Puluhan orang dari berbagai agama mengikuti program pelatihan pembuatan di Gereja Katolik Santo Petrus, jalan Panglima Sudirman, Kabupaten Tuban.

Kegiatan Sapa Lintas Agama (Salima) yang mengusung tema ‘Pelatihan Eco Enzim (Program Pemberdayaan Ekonomi) Pada Kampung Moderasi Beragama Kecamatan Tuban’ ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk Eco Enzim yang bermanfaat bagi masyarakat, Kamis (13/6/2024).

Romo , Stefanus Koliq Kurniadi menjelaskan, acara Salima ini telah berjalan lama dan program pembuatan Eco Enzim sendiri sudah sering dilakukan. Hal tersebut juga mendapatkan respon naik dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban.

“Kegiatan ini merupakan kerjasama pihak gereja tentang Eco Enzim dan disambut baik oleh Kemenag Tuban untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan moderasi beragama. Kami juga mengundang Fatayat serta Muslimat Kelurahan Karangsari, Kingking, dan Sidomulyo. Ini juga dihadiri penyuluh Konghucu, penyuluh Budha, penyuluh Kristen, dan penyuluh Hindu,” ungkap Romo Stefanus.

Lanjut Stefanus, kegiatan ini sangat berguna untuk membangun kerukunan masyarakat lintas agama, terutama bagi kalangan perempuan. Adapun, kelompok organisasi perempuan dari Gereja Katolik Santo Petrus Tuban juga mampu menjalin komunikasi dengan baik.

“Ini sekitar 50-60 orang, sudah termasuk dari kalangan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) khusus Tuban. Intinya kita saling bekerjasama, berbagi ilmu, serta menjaga kerukunan dan persaudaraan,” ujar dia.

Ditempat yang sama, bagian penyuluh Klenteng Konghucu Tuban, Dwi Budi mengemukakan, kedekatan masyarakat lintas agama perlu ditekankan, hal ini sebagai penguat agar sebagai umat manusia dapat saling menjaga kerukunan, keharmonisan dan kelestarian lingkungan.

“Harapannya biar lebih dekat lagi antar agama. Tadi tentang Eco Enzim juga harapannya bisa terus merawat lingkungan. Kemungkinan di klenteng nanti juga siap menjadi tuan rumah jika ada koordinasi bersama,” kata Dwi.

Sementara itu, Kepala KUA Tuban, Imam Bukhori menegaskan, melalui program ini justru sangat berdampak besar dalam menjaga kerukunan dan kebersamaan lintas agama.

“Kelihatannya sih remeh, tapi sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan menyatukan keberagaman. Sebab, dari sini kita bisa bersatu dan saling menghargai antar umat beragama. Di forum ini juga ada dari agama Islam, Katolik, Budha dan Konghucu. Kami sangat senang dan berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus digelar. InsyaAllah setelah ini akan ada tindak lanjut kegiatan di bidang perekonomian,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Eco Enzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat untuk alam dan manusia. Manfaat Eco Enzim salah satunya ialah sebagai pupuk pertanian seperti herbisida dan pestisida alami untuk tanaman, filter air dan udara hingga dapat menurut efek rumah kaca. (AN/Jun).