– Trauma mendalam menyelimuti korban bencana di Temayang, Kecamatan , . Sebab, dari peristiwa tersebut selain merendam pemukiman, banjir juga menyebabkan satu nyawa warga setempat melayang.

Korban diketahui ketahui bernama Rasiban (70), warga Desa Temayang yang rumahnya berada di sekitar lokasi tanggul yang jebol akibat curah hujan tinggi yang melanda wilayah setempat, Kamis (10/3/2022).

Menurut keterangan pihak keluarga, (51) yang merupakan menantu korban, saat banjir berlangsung ia dan korban sebelumnya berada didepan rumah, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari istrinya yang ada didalam rumah, karena luapan air dari tanggul mulai masuk melalui pintu samping.

Mengetahui hal itu, Tikno dan mertuanya itu lantas mencoba menghalangi dengan cara menahan pintu agar air tidak semakin masuk. Namun naas, upaya yang dilakukan sang kakek tersebut sia-sia dan  justru tekanan arus membuat pintu bagian bawah rusak.

“Disaat air semakin deras masuk ke rumah, Saya suruh istri dan korban keluar lewat pintu depan,” ungkap Tekno, saat ditemui .id dikediamannya, Jumat (11/3/2022).

Lebih lanjut Tekno menceritakan, dirinya telah mencoba menahan pintu samping agar air tidak masuk ke dalam rumahnya. Dengan kekuatan yang tersisa, ia berusaha membuka teralis jendela rumah yang berada di ruangan utama, dengan harapan air bisa mengalir dan luapan air tidak mengakibatkan rumahnya roboh.

Kondisi rumah Tekno terlihat porak poranda usai musibah banjir menerjang pada Kamis lalu (Foto: Ibnul)

Tekno pun dibuat terkejut melihat kondisi mertuanya itu dengan kondisi tertelungkap dan sudah tak bernyawa terendam banjir didalam rumah bersama dengan benda-benda lain. Padahal sebelumnya ia mengira korban telah menyelamatkan diri.

“Kemungkinan korban kepleset atau juga karena tersodok oleh barang-barang, kemudian jatuh ke air,” imbuhnya.

Atas kejadian itu, Tekno mengaku mengalami kerugian material hingga 200 juta rupiah, sebab beberapa kendaraan dan sebagian rumahnya mengalami kerusakan, bahan makanan seperti beras dan harta bendanya ikut hanyut terbawa arus.

Disamping itu, perasaan was-was terus membayangi apabila mengingat insiden banjir setinggi 90 sentimeter itu turut merenggut nyawa anggota keluarganya.

“Saya trauma banget, sempat down, tidak menyangka kalau banjirnya seperti ini,” jelas Tekno dengan nada lirih.

Ditempat berbeda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah () Tuban Sudarmaji mengatakan, korban yang sudah usia lanjut meninggal karena terjatuh ketika menahan pintu yang roboh karena tekanan banjir yang coba memasuki rumahnya.

“Perlu kami luruskan, bahwa korban menahan pintu agar tidak terbuka, karena memang debitnya sangat besar, maka pintunya roboh, dan kemudian meninggal disitu,” tutup Sudarmaji. (Ibn/Jun).