, (Ronggo.id) – Kisah perjalanan Muntamah Binti Ismail Murawi warga Desa Rawasan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban menuju ke tanah suci Makkah penuh dengan lika liku.

Pasalnya, perempuan yang kini genap berusia 95 tahun sekaligus calon tersebut sempat tertunda menunaikan rukun islam kelima akibat wabah covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia.

Arifin, salah seorang cucu Muntamah mengatakan, nenek kesayangannya yang akrab disapa Mbah Mun itu semula tidak memiliki keinginan untuk naik haji meskipun beberapa saudaranya telah menyandang gelar haji.

“Mbah Mun ini awalnya tidak pernah berfikir untuk naik haji, nggak tahu tiba-tiba saja pingin pergi berhaji,” kata Arifin, Selasa (30/5/2023).

Selepas didaftarkan sebagai calon jemaah haji pada 2011 silam, Mbah Mun kian bersemangat dan seolah ingin secepatnya datang ke Baitullah.

“Sangking semangatnya, dikira hari ini daftar besoknya langsung bisa berangkat,” tuturnya.

Disisi lain, Arifin mengaku, pihak keluarga sempat merasa cemas lantaran tak kunjung mendapat kepastian kapan perempuan sepuh yang hampir memasuki usia seabad itu diberangkatkan.

“Setelah pendaftaran awal ini Kita tidak tahu sampai kapan masa tunggunya,” bebernya.

Kemudian, di awal tahun 2019 seolah ada angin segar menyusul adanya regulasi kuota priortias bagi calon jemaah Lansia. Momen itupun tak disia-siakan oleh pihak keluarga dengan menyerahkan berkas pengajuan pemberangkatan.

“Di tahun 2020 Kita mendapat kabar pemberangkatan. Begitu semua biaya dilunasi ternyata terkendala corona dan tertunda hingga tahun 2021,” ujarnya.

Tak berhenti sampai disitu, pada tahun 2022 kesabaran Mbah Mun kembali diuji, sebab saat itu diberlakukan pembatasan usai bagi calon jemaah haji yang akan diberangkatkan, yakni usia maksimal 60 tahun.

“Waktu itu usia diatas 60 tahun tidak boleh berangkat. Dan akhirnya baru bisa diwujudkan di tahun ini,” pungkasnya.

Sebatas diketahui, Mbah Mun tidak berangkat sendiri, ia ditemani Muhamad Mukid yang tak lain merupakan anak kandungnya yang berdomisili di Desa Mentoso, Kecamatan Jenu.

Sebelum berangkat ke titik kumpul di Kantor Pemerintah Kabupaten Tuban dan bertolak menuju Surabaya, Mbah Mun yang duduk diatas kursi roda terlebih dahulu diiring oleh sanak kerabatnya dari kediamannya menuju ke masjid desa setempat guna melaksanakan sholat safar. (Ibn/Jun).

.