TUBAN – Memasuki hari keempat lebaran, harga jual cabai ditingkat petani mengalami naik turun. Selain fluktuatif, harga cabai juga sulit diprediksi. Kondisi ini membuat petani di Tuban gelisah.
Diungkapkan oleh seorang petani cabai asal Kecamatan Grabagan, Suwarno (36), belakangan ini harga buah pedas mengalami pasang surut. Misal saja dua hari kemarin harga jual ke pengepul berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp17 ribu per kilogramnya.
Namun selang sehari, cabai yang ia panen dihargai Rp15 ribu untuk cabai rawit merah, sedangkan cabai keriting merah turun drastis menjadi 10 ribu dari yang sebelumnya Rp17 ribu.
“Sehari naik sedikit, tapi dihari berikutnya harganya langsung anjlok. Jadi memang harganya belum bisa stabil,” ungkap Suwarno saat ditemui Ronggo.id sembari panen cabai di lahan pertaniannya, Kamis (5/5/2022).
Dengan Harga Rp15 ribu sampai dengan Rp17 ribu, menurut Suwarno, para petani tidak untung dan tidak rugi alias impas untuk menutup biaya perawatan selama 3 bulan sejak pertama kali tanam.
“Sebenarnya, harga 15 ribu impas, hanya cukup buat bayar upah petik, kemudian biaya produksi juga bisa balik,” bebernya.
Petani lainnya, Katiran (45) warga Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak menyebut, harga cabai saat ini terhitung murah jika dibandingkan dengan lebaran tahun lalu yang sempat menyentuh 50 ribu per kilogramnya.
Belum lagi adanya hama tikus dan patek yang seringkali menyerang tanaman. Menurut Katiran, sejumlah petani terpaksa harus merogoh kocek lebih untuk menyelamatkan tanaman cabainya agar tidak mengalami gagal panen.
“Kalau dihitung-hitung, harga 16 ribu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, karena obat pertanian dan pupuk semuanya naik,” jelasnya.
Petani yang biasa disapa Kang Ran itu berharap, harga cabai dapat kembali merangkak naik sehingga petani tidak semakin merugi.
“Mudah-mudahan harganya segera naik, setidaknya bisa untuk menutup biaya produksi,” pungkasnya. (Ibn/Jun).