TUBAN – Dalam rangka memperingati musim gugur atau rontok, puluhan umat Konghucu Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban menggelar sembahyang Tiong Chiu Pia atau kue bulan, Selasa (21/9/2021) malam.
Sembahyang atau malam Tiong Chiu yang biasa digelar setiap tahun, yakni pada pertengahan musim rontok atau sesuai penanggalan Cina ini berlangsung pada tanggal 15 bulan 8 tahun 2572.
Ketua Penilik Demisioner Klenteng Kwan Sing Bio, Alim Sugiantoro mengatakan, kegiatan sembahyang malam Tiong Chiu atau perayaan kue bulan ini berlangsung pada musim rontok, dimana bulan purnama berada pada posisi yang paling bulat di sepanjang tahun ini.
“Kegiatan ini adalah malam Tiong Chiu ini digelar setiap pertengahan musim rontok, yang mana bulan purnama pada posisi terbulat di sepanjang tahun ini,” ungkap Alim Sugiantoro kepada Ronggo.id usai sembahyang di halaman belakang TITD.
Tidak hanya sembahyang Tiong Chiu, umat Koghucu juga menggelar ritual dewi bulan dan dewa matahari turun ke bumi dan mengitari kolam menggunakan perahu yang berada di halaman belakang Klenteng Kwan Sing Bio. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kemakmuran bagi seluruh umat.
“Kalau dewi bulan beserta perahunya itu hanya simbolis saja, karena dewi bulan turun ke dunia untuk memberikan kemakmuran bagi kita semua,” terang pria yang juga sebagai tokoh Konghucu.
Dalam tradisi tahunan kali ini, para umat juga mendoakan semoga wabah virus Covid-19 segera sirna dari muka bumi, sehingga Indonesia dapat kembali pulih dari segi ekonominya, termasuk kepada para petani juga mendapatkan hasil panen yang bagus dan melimpah.
“Kalau tahun depan sudah tidak ada Covid-19, perayaan kue bulan ini akan kami gelar di laut dan diikuti seluruh nelayan, karena semua orang boleh ikut merayakan dan menyatu demi keutuhan NKRI,” tutupnya.