TUBAN – Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir menjadikan seluruh gerak serba terbatas. Semua sektor terdampak oleh virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut. Tidak terkecuali dengan seni rupa, khususnya di Kabupaten Tuban. Hal ini juga berpengaruh pada para seniman yang harus terus bergerak dan bertahan di tengah keterbatasan akibat pandemi.
Terlebih Tuban menjadi salah satu kawasan zona merah di Jawa Timur pada penghujung tahun 2020. Hal ini sontak membuat banyak kalangan lantas terpontang-panting lantaran rencana-rencana yang sudah disusun, harus bermanufer pindah haluan bahkan dibatalkan.
Sementara itu, di lain pihak semangat para pemuda yang tergabung dalam aliansi seni rupa justru sudah tidak mampu terbendung lagi. Keinginan untuk menggelar hasil endapan rasa selama satu tahun terakhir dalam iven pameran, seperti menyayat batin mereka.
Kurator Pameran Seni Rupa MENGALIR, Muhammad Nahrussodiq, S.Sn, mengatakan, kondisi psikis yang dibenturkan dengan sosial problem ini, sekali lagi mampu mengalahkan niat yang sudah membara dalam hati lima orang perupa asal Tuban tersebut.
“Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengalir mengikuti kondisi yang ada,” imbuh Nahrus sapaan akrabnya.
Meski demikian, mereka tidak lantas pasrah tanpa dasar. Keputusan untuk berhenti sejenak dan bersiap menyerang saat pandemi mulai mengendorkan invasinya, menjadi sebuah gagasan untuk diwujudkan dalam bentuk pameran seni rupa bertajuk MENGALIR.
Pameran seni rupa MENGALIR yang diselenggarakan di Rumah Persinggahan Gallery Jl. Merik, Gg. Mawar No. 57 Tuban mulai tanggal 20 Januari 2021 sampai 05 Februari 2021 ini, pada akhirnya melibatkan Abi Art, Aninn, Juana Praja, Imam Sucahyo dan Rezzo Masduki.
“Pameran seni rupa MENGALIR merupakan salah satu bentuk alternatif iven yang digelar atas dasar dorongan para perupa yang begitu kuat. Terlebih dalam kondisi satu tahun diserang pandemi covid-19 dan membuat seni rupa lumpuh total,” kata lulusan seni rupa murni Sekolah Tinggi Wilwatikta Surabaya ini.
Di Kabupaten Tuban sendiri sudah sejak beberapa tahun terakhir semakin jarang digelar pameran. Apalagi adanya pandemi yang semakin memperkeruh keadaan lengkap dengan carut-marutnya.
Di tengah pusaran arus yang semakin hari makin mengecil ini, Rumah Persinggahan Foundation mencoba memprakarsai sebuah kegiatan yang mampu menjadi solusi untuk menjawab tantangan pandemi covid-19.
“Dengan menghadirkan dua platform barunya yaitu Rumah Persinggahan Gallery dan Rumah Persinggahan Art Space, kedua buah wadah ekspresi ini memiliki peran masing-masing dalam visi dan misinya termasuk pameran seni rupa MENGALIR,” tegas Nahrus yang juga selaku Direktur Utama Rumah Persinggahan.
Pameran dengan penerapan sistem tiketing pertama di Kabupaten Tuban ini akan menjadi solusi pembatasan sosial selama iven berlangsung.
“Jumlah pengunjung yang diizinkan masuk hanya lima orang selama maksimal 30 menit di dalam ruang pamer,” imbuh lelaki dengan ciri khas rambut gondrongnya tersebut.
Selain itu pengunjung hanya bisa datang sesuai dengan tanggal dan jam pada tiket yang bisa diperoleh melalui laman https://loket.com/event/pameransenirupa-mengalir.
Adanya sistem tersebut akan otomatis mengatur waktu dan jumlah pengunjung yang datang.
“Oleh karena itu masyarakat tidak perlu cemas selama tetap mematuhi protokol kesehatan di ruang pamer,” tandasnya.