, (.id) – Cuaca buruk dan gelombang tinggi di wilayah laut Utara mengakibatkan sejumlah pedagang ikan laut segar di pasar tradisional di , , mengeluhkan sepinya pembeli. Hal ini disebabkan lantaran para nelayan enggan melaut demi menjaga keselamatan mereka.

Selain harganya yang naik signifikan, beberapa pedagang di pasar tersebut memilih tidak beraktivitas berjualan karena stok ikan laut segar dari nelayan minim, menambah suasana di pasar tersebut terlihat lenggang.

Salah seorang pedagang pasar tradisional Kradenan, Jumini mengaku jika minimnya stok ikan laut segar dari nelayan membuat seluruh harga jenis ikan laut naik hampir 20 hingga 40 persen. Seperti halnya ikan tuna yang sebelumnya dijual dari harga Rp25 ribu menjadi Rp35 ribu perkilogram.

“Banyak pedagang dan pembeli sepi, karena jenis ikannya juga sedikit, sehingga harganya juga ikut naik,” ungkap Jumini saat ditemui awak media, Jumat (28/6/2024).

Kemudian ikan tongkol dari sebelumnya dikisaran Rp28 ribu, kini melonjak menjadi Rp35 ribu perkilogram. Ikan cumi-cumi berada dikisaran Rp40 ribu dan cumi panjang Rp75 ribu perkilogram, sementara rajungan dari harga Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu perkilogram.

“Sejak seminggu terakhir semuanya naik. Ikan manyung sekarang harganya sekitar 25 ribu, kepiting 90 ribu dan udang antara 110 ribu sampai 120 ribu perkilo,” terangnya.

Atas kondisi ini, Jumini berharap agar kondisi cuaca bisa segera membaik seperti sedia kala, sehingga para nelayan bisa melaut dan aktivis jual beli ikan segar di pasar Desa Kradenan kembali normal.

Sementara itu, Purnomo, pembeli asal ini mengaku bahwa ia jauh-jauh datang ke Kabupaten Tuban tersebut untuk membeli ikan segar di pasar tradisional Desa Kradenan, lantaran biasanya di lokasi itu banyak pilihan jenis ikan dan harganya yang lebih murah di banding dengan pasar lain.

“Ini tadi beli ikan manyung dan mau dibawa ke Nganjuk. Tapi tadi katanya, posisi ombak laut besar, sehingga pilihan ikan segarnya disini sedikit dan harganya naik hampir separuh,” pungkasnya. (Said/Jun).