TUBAN, (Ronggo.id) – Puluhan hektar tanaman padi di wilayah Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban terpaksa harus dipanen lebih awal lantaran terendam banjir, Senin (11/3/2024).
Meski berdampak pada kualitas padi, namun para petani terpaksa panen lebih awal untuk menyelamatkan tanaman mereka agar tidak terendam luapan Sungai Bengawan Solo yang debit airnya terus meningkat.
Ihsani (35), petani asal Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel ini mengaku, bahwa dirinya terpaksa panen lebih awal untuk menghindari luapan banjir yang semakin tinggi di wilayah setempat.
“Sebenarnya ini belum waktunya panen, karena masanya masih kurang sekitar satu minggu lagi. Tapi daripada nanti terendam air dan membusuk, sehingga dipanen lebih awal,” ungkap Ihsani saat ditemui Ronggo.id di areal persawahan desa setempat.
Dirinya mengemukakan, jika panen lebih awal dari waktu yang ditentukan akan berdampak pada kualitas hasil pertanian. Kendati begitu, dia dan beberapa petani lain tetap memanen padi mereka untuk meminimalisir kerugian.
“Kita kan tidak tahu banjir ini akan merendam tanaman padi sampai kapan. Lebih dari tiga hari saja akan membuat batang padi membusuk. Maka itu, mau tidak mau harus kita panen lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar,” terangnya.
Senada dengan Ihsani, petani lain asal Desa Bulurejo, Musram (44) mengemukakan, jika peristiwa banjir sudah kerap kali melanda masyarakat sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo. Bahkan, kondisi tersebut seolah sudah menjadikan warga sekitar terbiasa.
“Setiap tahun daerah sini pasti banjir. Minimal air dari Sungai Bengawan Solo menggenangi areal persawahan warga. Kalau dihitung ya banyak, puluhan hektar sawah ini terendam” ungkap Musram.
Agar tidak mengalami kerugian yang besar, dirinya berharap peran serta pemerintah dalam membantu masyarakat, khususnya para petani di wilayah Kecamatan Rengel, agar mendapatkan bantuan benih padi pasca terjadinya musibah banjir.
“Kalau sudah hampir musim panen dan dilanda banjir seperti ini, pasti kami dan petani lain mengalami rugi bahkan gagal panen. Maka itu kami berharap minimal bisa mendapatkan subsidi benih untuk mengurangi kerugian yang lebih besar,” pungkasnya. (Ags/Jun).