, () – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI memberikan pengetahuan dan ketrampilan personil di bidang water rescue dalam mendukung Unit Siaga SAR yang rencanaya akan didirikan di Kabupaten Tuban.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Mustika, Senin (6/3/2023) itu, diikuti sebanyak 50 personil yang terdiri unsur TNI, Polri, dan relawan atau komunitas yang berasal dari Kabupaten Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.

Dalam kesempatan itu para peserta diberikan materi dasar medical first renponder, materi evakuasi, dan materi-materi lain.

Direktur Bina Potensi , Mochamad Hernanto mengatakan, Unit Siaga SAR yang akan didirikan di Kabupaten Tuban merupakan cikal bakal Kantor SAR di bawah unit pelaksana teknis Basarnas RI.

“Tuban ini potensi terbesar adalah air. Sehingga personil yang dilatih diharapkan bisa membantu manakala sudah terbentuk Unit Siaga SAR di Kabupaten Tuban,” kata Hermanto.

Hermanto menjelaskan, rencananya kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan selama sepekan kedepan atau 72 jam pelajaran sesuai kurikulum Basarnas RI.

Tak hanya materi, para peserta nantinya juga diminta mempraktikkan yang mana praktiknya akan dilaksanakan di Pantai Mangrove Center, Kecamatan Jenu.

“Syarat minimal peserta ini bisa berenang, karena pelatihan ini dilaksanakan di laut. Sebab faktor utama pertolongan dasar permukaan adalah bisa renang,” terangnya.

Kepala Kantor SAR Surabaya, M. Hariyadi menambahkan, pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi para potensi SAR yang ada di Kabupaten Tuban dan sekitarnya ketika terjadi musibah atau bencana yang membahayakan kondisi manusia.

“Minimal para potensi ini dapat memberikan pertolongan pertama. Karena dalam waktu dekat kami akan bentuk Unit Siaga SAR. Sehingga teman-teman ini yang nanti dilibatkan,” tambahnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Kabupaten Tuban, Yudi Irwanto mengungkapkan, di Kabupaten Tuban potensi korban bencana di air memang cukup tinggi.

Hal itu karena Kabupaten Tuban memiliki wilayah laut yang cukup panjang, dari Kecamatan Palang hingga Bancar. Kemudian juga dilewati Sungai Bengawan Solo, dari Kecamatan Soko hingga Widang.

“Selain itu, juga ada sumber-sumber air yang biasa digunakan berenang atau mandi dan sebagainya,” terang Yudi.

Menurut Yudi, usai mengikuti pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat membantu jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Mengingat personil BPBD Tuban saat ini masih sangat terbatas.

“Permasalahan bencana ini adalah kewajiban kita bersama, tidak hanya BPBD, pemerintah, tapi juga elemen masyarakat dilibatkan dalam penanganan bencana,” tutupnya. (Ibn/Jun).