, (Kabar terkait banyaknya peristiwa di wilayah yang diduga diakibatkan dari konsleting listrik juga dibenarkan oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tuban.

Hal ini disampaikan oleh Tim Leader Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) , Akhlis Puji Nugroho. Menurutnya, faktor kebakaran yang dipicu dari konsleting listrik tersebut paling banyak terjadi di rumah atau pemukiman warga.

Akhlis menyampaikan, konsleting listrik yang terjadi di rumah warga karena pemasangan instalasi listrik tidak sesuai dengan standart yang ditetapkan dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Penggunaan ukuran serta kapasitas kabel hendaknya disesuaikan dengan besar arus listrik yang akan dilewati. Sebab semakin besar arus listrik, maka semakin besar pula kabel yang diperlukan.

“Jika kabelnya lebih kecil maka kemampuan hantar arusnya lebih rendah, sehingga kabel akan lebih cepat panas. Kebanyakan kebakaran yang terjadi karena itu, tidak sesuai dengan Kemampuan hantar yang dipasang,” tuturnya, Selasa (28/2/2023).

Hal lain yang bisa jadi penyebab korsleting listrik di rumah, yaitu terlalu banyaknya kontak T yang menumpuk pada colokan listrik yang dapat menimbulkan suhu panas yang berasal dari aliran listrik. Lalu panas tersebut terperangkap, dan akhirnya menyebabkan korsleting listrik.

“Steker harus sesuai kapastitasnya, tidak usah terlalu banyak, misal saja TV dan AC stekernya harus disendirikan, jangan dijadikan satu,” ujarnya.

Pria ramah asal Kudus itu juga mengingatkan, sebagai antisipasi terjadinya konsleting listrik, warga diharapkan rutin melakukan pengecekan terhadap kondisi kabel, jika ditemukan kabel yang sudah usang dan tidak layak agar segera diganti.

“Diharapkan pemasangan instalasi listrik sesuai dengan peraturan di PUIL agar tidak terjadi kemampuan hantar arusnya lebih kecil dari pengaman. Kemudian kondisi kabel dirumah juga harus sering dipantau, jangan sampai ada kabel yang mengelupas,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Kebakaran Satuan Polisi dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Tuban menyebut, selama tahun 2022 terdapat 57 kejadian kebakaran. Hampir 85 persen dugaan penyebabnya karena konsleting listrik.

“Secara prosentasi dugaan utama penyebab kebakaran karena konsleting listrik hampir 85 persen, sisanya karena kebocoran tabung elpiji, pembakaran jerami, dan kebakaran hutan karena lahan sengaja dibakar,” katanya Sabtu (25/2/2023) lalu.

(Ibn/Jun).