TUBAN, (Ronggo.id) – Permasalahan sampah di Kabupaten Tuban memang sudah terbilang kompleks. Pasalnya, selain faktor masyarakatnya yang kurang tertib dalam membuang sampah pada tepatnya, beberapa gundukan sampah juga terlihat dibeberapa titik, termasuk dibibir pantai utara.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban telah menyiapkan inovasi pengelolaan sampah berbasis teknologi Refused Derived Fuel (RDF) atau yang bisa disebut dengan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPTS).
Kepala DLHP Tuban, Bambang Irawan menyebutkan, pengelolaan sampah di Tuban kedepan akan menggunakan teknologi RDF, dimana pengelolaan sampah tersebut direncakan akan dibangun di samping Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Panggung, Kelurahan Gedungombo dengan luas lahan kurang lebih 2 hektar.
“Dilokasi ini akan rencana akan kita bangun tempat pengolahan sampah berbasis teknologi RDF dengan kapasitas sampah yang akan diolah kurang lebih 150 ton perhari,” ungkap Bambang Irawan saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (9/11/2022).
Hasil pengelolaan sampah tersebut, lanjutnya, akan langsung dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan pengguna bahan bakar dari batu bara. Seperti halnya PT Semen Indonesia dan PLTU Tanjung Awar-awar.
“Nantinya, perusahaan yang sebelumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakar akan beralih menggunakan sampah yang sudah diolah menggunakan teknologi RDF ini,” tambahnya.
Ia menjelaskan, kelebihan pengelolaan sampah menggunakan teknologi RDF ini ialah, ukuran dan kalori bisa disesuaikan dengan permintaan offtaker. Sementara dari segi harga, penggunaan sampah sebagai bahan bakar jauh lebih murah dibandingkan dengan batu bara.
“Kelebihan kita adalah, Tuban sudah punya offtaker terdekat, dibanding dengan kabupaten lain. Bahkan salah satu perusahaan juga sudah siap bekerjasama atau MOU dengan kita,” jelasnya.
Inovasi teknologi RDF di Kabupaten Tuban ini merupakan satu-satunya di Jawa Timur dan nomor dua ditingkat nasional setelah Kabupaten Cilacap Jawa Barat. Adapun dalam pembangunan pabrik pengolahan sampah sekaligus peralatan sendiri direncanakan akan berlangsung pada 2023 dan didanai oleh Bank Dunia senilai Rp 75 miliar.
“Dengan teknologi ini, semua jenis sampah bisa diolah dan kadar airnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Mudah-mudahan dengan inovasi ini kedepan tidak ada lagi permasalahan-permasalahan yang berkaitan sampah di Kabupaten Tuban,” pungkasnya. (Ibn/Jun).