TUBAN – Manganan atau Sedekah Bumi sudah menjadi sebuah tradisi turun temurun dari mulai nenek moyang, dan hingga saat ini masih terus dilestarikan oleh masyarakat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Misal saja yang digelar warga Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ribuan warga berbondong-bondong mendatangi Puncak Tapakaan Andongsari yang berada di Desa setempat untuk mengikuti sedekah bumi, Kamis (26/5/2022).
“Kegiatan sedekah bumi disini rutin dilaksanakan tiap tahunya, tepatnya setiap Kamis Pahing usai panen raya,” jelas Kepala Desa Ngandong, Suiswantono saat ditemui dilokasi.
Masih kata Suiswanto, warga sekitar mempercayai, ketika sedekah bumi dilaksanakan setelah panen raya, maka musim hujan akan bisa berlangsung lebih lama. Sebaliknya, apabila digelar sebelum panen raya masyarakat kuatir hujan tidak lagi turun.
Selain berasal dari Desa Ngandong, warga dari daerah lain pun turut meramaikan acara tersebut, dengan membawa makanan dan jajanan, yang kemudian dikumpulkan jadi satu.
“Ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat sini, khususnya mereka yang berprofesi sebagai petani,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu berbagai ritual demi ritual dilakukan, salah satunya menebar makanan di sekeliling lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat pertapakaan / petilasan seorang putri dari kerajaan Majapahit yang bernama Endangsari atau akrab dipanggil Andongsari.
Dikupas oleh Juru Kunci Pertapaan Andongsari, Warjito (48), pada jaman dahulu sang putri yang dianggap orang pertama yang menetap di Desa Ngandong bertapa temani oleh para prajurit serta pengembala bebek. Namun begitu, pertapaan yang dilakukan gagal lantaran adanya sesuatu hal.
“Tadi ritual menebar makanan menggambarkan seperti halnya yang dilakukan oleh para pengembala jaman dulu yaitu memberi makan bebek, yang mana harus dilakukan sebelum bancakan dimulai,” pungkasnya. (Ibn/Jun).