– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi () bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menggelar dengan mengundang awak media dari dan Jawa Tengah.

Kegiatan yang mengusung tema “Jurnalisme Lingkungan dan Peran Industri Hulu Migas dalam Pengurangan Emisi Karbon” ini dilaksanakan selama dua, yakni pada (15-16/7) dan berlangsung di salah satu hotel di Kota Batu, Kamis Rabu (15/7/2023).

Sedikitnya, terdapat 44 jurnalis dari wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali serta Nusa Tenggara turut menjadi peserta Lokakarya ini. Selain mengikuti materi dari pakar jurnalisme lingkungan, para peserta juga mengikuti lomba foto jurnalistik bertema lingkungan.

Dalam sambutannya, Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Indra Zulkarnain mengatakan bahwa lokakarya media sangat penting lantaran menjadi salah satu cara untuk merekatkan antara SKK Migas – KKKS dengan insan media di wilayah Jabanusa.

“SKK Migas berterima kasih atas dukungan dari seluruh awak media yang sudah berlangsung selama ini, karena berkat media, industri hulu migas bisa diketahui, dipahami, dan diapresiasi oleh masyarakat. Kami juga berharap rekan-rekan media di wilayah Jabanusa ikut membantu menyebarkan informasi-informasi positif dan menjadi penyeimbang,” ujar Indra, sapaan akrabnya.

Ia mengaku, dirinya selaku bagian dari SKK Migas sangat terbuka kepada siapapun, termasuk dengan awak media apabila terdapat persoalan dibawah. Sebab, kegiatan hulu migas merupakan strategis dalam penerima negara dan memegang peranan yang besar dari sektor ekonomi nasional.

“Pada tahun 2022 penerimaan negara pada sektor hulu migas sebesar 270 triliun,” paparnya.

Sementara itu, Spesialis Dukungan Bisnis SKK Migas Jabanusa Dimas Ario Rudhy Pear menyampaikan bahwa SKK Migas sudah meraih sertifikat ISO SNI 370001 terkait Sistem Manajemen Anti Penyuapan.

“Hal ini sangat penting karena untuk memastikan proses bisnis di SKK Migas berjalan sesuai dengan aturan, prosedur, dan etika,” kata Indra.

Dimas juga mengatakan bahwa proyeksi kebutuhan energi secara global khususnya minyak dan gas akan mencapai puncaknya pada 2030. sendiri memiliki target produksi minyak mentah sebesar satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

“Untuk mencapai target tersebut, kita butuh investasi sebesar. Tidak hanya itu, tantangan dan kendala industri hulu migas lainnya juga tidak kalah besar terkait sinergi hulu-hilir, kepastian , dan lainnya,” pungkasnya. (Ags/Jun).

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: