, (Ronggo.id) – Lembaga Indikator merilis elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, tertinggi sebagai kandidat Calon Presiden (Capres) 2024 dalam dua Survey Nasional (Surnas) terbaru, yaitu sebesar 30,8 persen.

Disusul Ketua Umum Partai Gerinda, dan mantan Gubernur DKI Jakarta, yang sama-sama memiliki elektabilitas sebesar 21,7 persen.

Direktur Eksekutif , Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, 3 nama yang menduduki peringkat 3 elektabilitas teratas tersebut berdasarkan simulasi dari 34 nama.

“Jadi top three tidak terlalu banyak perubahan kecuali soal peringkat, itupun dalam margin of error antara Prabowo dan Anies Baswedan,” terang Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia tentang Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik dalam Dua Surnas Terbaru, Minggu (26/3/2023).

Menurut Burhanuddin, tren persaingan elektabilitas ketiga sosok tersebut mulai Februari 2020 mirip seperti pacuan kuda, yaitu saling salip menyalip. Awalnya prabowo yang unggul, kemudian Ganjar peringat ketiga lalu Anies peringat kedua.

“Kemudian Ganjar menyalip Anies pada Januari 2021, dan pada Februari atau April 2022 Ganjar menyalip Prabowo,” tuturnya.

Lebih Lanjut, kata Burhanuddin, tren elektabilitas Anies terus meningkat dan menyalip Prabowo di peringkat kedua pada November 2022 setelah deklarasi dirinya sebagai Capres. Tetapi setelah itu melemah dalam beberapa bulan terakhir.

“Dan Prabowo surprise rebound dalam beberapa bulan terakhir dan elektabilitasnya sekarang menyalip sedikit, kurang lebih sama dengan Anies Baswedan,” tambahnya.

Burhanuddin mengungkapkan, di peringkat empat ke bawah, sementara ini relatif tidak banyak perubahan, kecuali Ridwan Kamil yang sempat melejit pasca tragedi yang dialami oleh putranya, namun kemudian mengalami penurunan.

Dari simulasi 19 nama, Burhanuddin kembali melanjutkan, polanya juga tidak banyak berubah dibanding simulasi banyak nama. Peringkat masih dipegang Ganjar, meskipun tidak mengalami kenaikan dan cenderung stagnan.

“Sementara Prabowo ada kenaikan positif dalam beberapa bulan terakhir, sedangkan Anies ada tren penurunan. Tidak terlalu berubah dibanding simulasi 34 nama,” ungkapnya.

Begitu pula simulasi 10 nama, ujar Burhanuddin, pola tren elektabilitas ketiganya relatif sama, Ganjar stagnan, Anies cenderung melemah, dan Prabowo mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.

“Kesimpulan dari berbagai simulasi, pertama sepertinya top three sulit digeser karena elektabilitas ketiganya cenderung sticky, punya kedikenalan yang besar dan sudah punya nasional platform. Yang kedua umumnya mereka punya basis geografis yang besar,” ujarnya. (Ibn/Jun).