TUBAN, (Ronggo.id) – Perangkat Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Cahyo Hermawan yang saldo pada rekening Bank Negara Indonesia (BNI) miliknya mendadak menggelembung hingga mencapai Rp 14 triliun, justru merasakan kejanggalan.
Menurut Cahyo Hermawan, kejanggalan itu muncul setelah buku rekening miliknya tercetak saldo sebanyak 16 digit angka, namun tiba-tiba teller bank mencoret angka tersebut dan dibawahnya ditulis angka nol (0) menggunakan bolpoin.
“Setelah buku rekening saya di coret, kemudian teller bilang kalau itu kesalahan cetak. Lalu di bawahnya ditulis angka nol,” ungkap Cahyo Hermawan kepada Ronggo.id, Senin (3/10/2022).
Ia menjelaskan, peristiwa itu bermula saat dirinya akan mengambil uang melalui mesin ATM setelah mendapatkan transfer dari rekannya sebesar Rp 506.000, karena telah dua kali gagal memasukkan PIN, sehingga Cahyo memutuskan untuk mengambilnya melalui teller.
“Saya dapat transfer dari teman sebesar Rp 506.000, tapi dua kali saya masukkan pin ATM selalu gagal, sehingga saya ambil melalui teller,” jelasnya.
Setelah mengambil uang dan mencetak buku rekening, ia langsung bergegas keluar kantor BNI Cabang Tuban. Sesaat kemudian, dirinya terkaget lantaran melihat saldo pada buku rekeningnya mendadak menjadi Rp 14.885.530.818.45461.
“Setelah saya tanyakan lagi ke teller, angka itu langsung di coret dan bawahnya diberi angka 0,” terang pria yang menjabat sebagai Kaur Keuangan Desa Sambongrejo ini.
Setibanya di rumah, dirinya mendapatkan informasi jika kejadian itu juga dialami oleh seorang pegawai honorer di DPRD Buol, Sulawesi Tengah berinisial NNS pada (24/9) lalu. Hal itulah yang membuatnya kian janggal kepada pihak perbankan.
“Tidak mungkin kesalahan sistem terjadi berulang dan berlangsung pada lokasi yang berbeda dan anehnya, jumlah atau nominalnya juga sama. Ini perusahaan BUMN yang sudah jelas kredibilitasnya,” terangnya.
Cahyo mengungkapkan, jika pada (12/9) dirinya mengambil uang melalui buku rekening ke teller, dimana pada saat itu juga ia mengetahui adanya saldo rekeningnya menggelembung menjadi Rp 14,8 triliun dan dicoret oleh pihak teller dengan alasan kesalahan cetak. Karena penasaran, pada (19/9) ia pun kembali melakukan print out buku rekeningnya dan terdapat transaksi Rp 99.000 pada (13/9).
“Kalau benar itu kesalahan cetak sih tidak apa-apa. Tapi kalau memang benar di rekening itu ada uangnya, bisa-bisa dimanfaatkan sendiri oleh pihak perbankan itu sendiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala BNI Cabang Tuban, Syamsul Arif saat dikonfirmasi, dirinya telah mendapatkan laporan tentang pencetakan angka tidak wajar pada buku tabungan salah satu nasabahnya.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya, saat ini kami sedang melakukan perbaikan pencetakan buku tabungan atas perbedaan angka yang tidak wajar di buku tabungan dengan yang tercatat pada sistem kami. Seluruh pelayanan kami tetap berjalan normal. Nasabah dapat terus bertransaksi dengan nyaman dan aman di seluruh outlet kami juga di seluruh digital channel service kami,” tutup Arif saat dikonfirmasi melalui pesan singkat. (Ibn/Jun).