– Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Kwan Sing Bio menggelar upacara Hari Ulang Tahun atau patung Buddha dewa empat wajah ke 2 di halaman belakang TITD Klenteng, jalan RE Martadinata, Kabupaten Tuban, Selasa (9/11/2021).

Dalam kegiatan itu juga dihadiri Bhante Khanit Sannano Mahathera, Biksu yang langsung didatangkan dari Thailand beserta rombongan dan puluhan umat Khonghucu TITD Kwan Sing Bio Tuban dengan ketat protokol kesehatan.

Sebelum upacara, berbagai ritual seperti sesembahan, membakar dupa dan berdoa juga dilakukan oleh para umat yang hadir. Di lokasi itu juga turut dimeriahkan oleh pertunjukan barong sai serta tari-tarian khas Tiongkok.

Kepada sejumlah awak media, Bhikkhu vijjananda pasadiko Maha Thera didampingi Bhante Khanit Sannano, Mijananda Pasadiku Mahatera menjelaskan, dalam menyemarakkan HUT Se Mien Fo ini, pihaknya bersama lima Bhante lain dan umat Konghucu ini menggelar puja Maha Brahma atau Catur Muka Dewa, yang mana tujuannya ialah mendoakan semua makhluk hidup agar terus bahagia, bebas dari penyakit dan karma buruk agar lenyap.

“Acara puja Maga Brahma ini kalau dalam bahasa Mandarin disebut Se Mien Fo dan di bahasa Thailand biasanya disebut Phra Phoma,” ujar Bhikkhu vijjananda pasadiko Maha Thera.

di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

Adapun patung Buddha empat wajah ini memiliki makna dan sifat masing-masing disetiap wajahnya. Diantaranya ialah Metta yang artinya mencintai kebaikan dan kebijakan, kemudian Karuna berarti kasih sayang, lalu Mudita yang artinya sukacita, simpatik dan empati, serta Upeksha yang berarti keseimbangan.

“Dari ke empat muka Se Mien Fo itu memiliki arti dan makna masing-masing. Dan semua mengacu pada kebaikan baik kepada manusia, hewan dan semua makhluk yang ada di muka bumi,” tambahnya.

Ketua Penilik Demisioner Klenteng Kwan Sing Bio, Alim Sugiantoro saat diwawancarai oleh awak media

Ditempat yang sama, Ketua Penilik Demisioner Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro menambahkan bahwa, HUT Se Mien Fo ini diselenggarakan serentak secara internasional setiap tanggal 9 November. Sementara di Klenteng Kwan Sing Bio baru 2 tahun.

“Dalam upacara ini kami juga mendoakan supaya Covid-19 di Indonesia ini segera sirna dan ekonomi para umat juga bisa kembali seperti dahulu,” pintanya.

Alim menjelaskan, meski dirinya merupakan pemeluk agama Khonghucu, namun untuk dapat saling menghormati, ia juga membuat, membangun dan mengadakan acara HUT Se Mien Fo. Hal ini dilakukan selain sebagai bentuk toleransi juga merupakan bentuk kerukunan antar umat beragama.

“Saya ini orang Khonghucu, tapi saya memperhatikan masalah-masalah Buddha, karena sampai saat ini belum ada yang tepat untuk mengurus. Semoga di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban segera ada yang mengelola sendiri,” pungkasnya.