– Kalimantan Selatan menjadi salah satu daerah yang terkena musibah di awal tahun 2021. Hujan deras yang terjadi sejak awal Januari ini menyebabkan bandang di sebagian wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama () turut berduka cita atas bencana alam yang terjadi di kawasan hutan rawa tersebut. Ketua PBNU H Robikin Emhas menyebut musibah sebagai bukti bahwa ada kehendak Allah yang tidak dapat dicegah oleh hamba-Nya.

PBNU lanjutnya, terus mendoakan agar banjir bandang yang merendam tempat tinggal masyarakat segera surut, sehingga kehidupan masyarakat pun bisa pulih kembali. Masyarakat , ucap Kiai Robikin, berduka atas musibah ini.

“Turut berduka cita, mudah-mudahan semuanya diberikan ketabahan dalam menghadapi setiap musibah yang muncul di Kalimantan Selatan,” tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, banjir yang terjadi sejak 10 Januari 2021 di Kalimantan Selatan diperkirakan terus mengalami kenaikan tinggi air sekitar 1-5 centimeter per harinya. Hingga Kamis (14/1) kemarin, air telah mencapai pada ketinggian sekitar 50 centimeter hingga 1 meter.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, telah terdata tujuh kabupaten/kota di Kalsel yang hingga Kamis (14/1) yang mengalami banjir cukup parah. Ketujuhnya adalah Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Balangan.

Dari tujuh kabupaten/ kota tersebut, terdapat 19.502 kepala keluarga dan 71.339 jiwa korban yang terdampak.

“Daerah tersebut mengalami banjir yang cukup parah disebabkan hujan dengan intensitas tinggi setiap hari. Ditambah lagi adanya luapan sungai, serta hujan di pegunungan, yang terus mengirim air ke daerah-daerah yang berpotensi banjir tinggi,” kata Rif’an, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Melihat mulai banyaknya masyarakat yang mengungsi di beberapa tempat yang ada di kawasan kota Martapura, Peduli menyerahkan bantuan berupa nasi bungkus ke beberapa pos pengungsian.

pengungsi yang kebanyakan dari mereka hanya membawa pakaian seadanya, sehingga untuk keperluan makan para pengungsi menunggu pemberian dari relawan. Kalaupun tidak ada mereka terpaksa harus membeli.

Muhammah Alfianor, koordinator penyalur bantuan mengaku memilih cara ini agar pembagian nasi bisa merata di beberapa titik serta tepat sasaran.

“Betul, kami membagikan nasi ke beberapa titik khususnya posko pengungsi agar mereka yang ada di tempat tersebut mendapat makan. Walau yang kami bagikan cuma berupa nasi bungkus, saya yakin ini dapat mengurangi sedikit keresahan mereka,” ujarnya

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: