, () – Dewasa ini, jarang sekali anak-anak yang hobi bermain wayang, apalagi bercita-cita menjadi seorang dalang profesional. Namun hal tersebut tak berlaku bagi Alkhalifi Naufal Zulfadhli Nizam (10), seorang dalang cilik asal Sambiroto, Kecamatan Kapas, .

Naufal yang kini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu sudah gemar wayang sedari belum bisa berjalan, atau masih merangkak, tepatnya sejak usia 10 bulan. Hal tersebut disampaikan Ibunda Naufal, Isnawati Rofiatin.

Menurut Isnawati, putra keduanya itu mewarisi darah seni dari neneknya, yang berprofesi sebagai sinden di era 80 an. Sehingga bukan hal yang lazim jika Naufal memiliki jiwa kesenian sejak balita.

“Sejak Naufal lahir pada 2012 lalu, neneknya sering melantunkan lagu-lagu jawa atau gending saat menggendong cucunya ini. Sehingga ketika Naufal berusia satu tahun itu sudah mulai peka terhadap gending-gending jawa,” tutur Isnawati, Minggu (20/11/2022).

Isnawati yang berprofesi sebagai perawat disalah satu Rumah Sakit di Kabupaten Bojonegoro itu menjelaskan, bahkan kakek neneknya selalu memutarkan atau menyanyikan gending-gending jawa saat cucunya hendak tidur. Kemudian melewati usia balita Naufal mulai dibuatkan wayang-wayangan dari kertas karton, dan diperkenalkan karakter dari para tokoh pewayangan.

“Setelah itu, ketika mulai sudah memahami, Naufal saya belikan wayang yang ada di salah satu toko di Bojonegoro. Kemudian pada tahun 2020 lalu, Naufal saya gabungkan di salah satu sanggar tua di Kabupaten , Jawa Tengah,” urainya.

Lebih lanjut, Isnawati menceritakan, terhitung dalam satu bulan, ia harus rela bolak balik hingga 4 kali dari Bojonegoro ke Karanganyar demi mengantarkan Naufal berlatih. Apalagi, jika ada pentas seni, satu minggu bisa 3 sampai 4 kali pulang pergi ke Karanganyar.

Melihat perkembangan bakat Naufal hingga sering diundang untuk mengisi sejumlah acara Isnawati amat bersyukur, terlebih Naufal berkesempatan mewakili Kabupaten Bojonegoro untuk tampil di Pekan Wayang bersama puluhan Dalang Cilik dari berbagai daerah, yang digelar oleh UPT Taman Budaya Jawa Timur dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

“Saya akan terus mendukung anak saya ini untuk menjadi dalang. Karena saya rasa unik, jadi kalau teman-temannya seusia gini itu kan sepertinya jarang sekali yang sehobi dengannya. Apalagi di Bojonegoro sini, sepertinya kok saya belum pernah tahu,” ungkapnya.

Sementara, Naufal mengaku memang punya cita-cita untuk menjadi dalang profesional. Saat ini, ia menyebut, sudah mengoleksi 200 karakter wayang. Dan hampir setiap hari dimainkan dirumah.

“Yang paling saya sukai yaitu cerita dari Gathut Koco Jedhi. Dan cerita tersebut yang saya bawa ketika tampil di Taman Budaya Jawa Timur minggu lalu,” ujarnya.

Naufal mengaku memang punya cita-cita untuk menjadi dalang profesional. Saat ini, ia menyebut, sudah mengoleksi 200 karakter wayang. Dan hampir setiap hari dimainkan dirumah.

“Yang paling saya sukai yaitu cerita dari Gathut Koco Jedhi. Dan cerita tersebut yang saya bawa ketika tampil di Taman Budaya Jawa Timur minggu lalu,” ujarnya. (Ags/Jun).