TUBAN, (Ronggo.id) – Usai mengikuti puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di Ecovention Jakarta pada (20/2), pengurus dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tuban menyempatkan berkunjung ke Kantor Dewan Pers yang ada di jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).
Hal ini dilakukan, selain untuk meningkatkan kompetensi dan Sumberdaya Manusia (SDM), rombongan dari PWI Tuban tersebut juga menyampaikan berbagai hal, termasuk program kerja yang telah digagas hingga problematika kondisi wartawan di lapangan.
Dalam kunjungannya ini, Ketua PWI Tuban beserta pengurus langsung disambut baik oleh Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri, Totok Suryanto bersama sekretariat Dewan Pers.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PWI Tuban, Suwandi rombongan PWI ke Kantor Dewan Pers sebagai bentuk implementasi program kerja yang sebelumnya telah digagas. Tentu kegiatan tersebut guna meningkatkan SDM anggota PWI agar semakin baik dan berkualitas. Apalagi saat ini dunia jurnalistik dan media di Indonesia yang terus berkembang semakin pesat.
“Kedatangan kami menyambangi Dewan Pers karena untuk meningkatkan SDM yang berkualitas baik,” terang Suwandi.
Ia menambahkan, selama diskusi berlangsung PWI juga menyampaikan berbagai persoalan yang ada di lapangan. Terutama, terkait banyaknya keluhan masyarakat yang sering diteror dan diancam oleh seseorang mengaku wartawan. Hingga akhirnya aksi mereka itu berujung pada permintaan sejumlah uang atau barang tertentu kepada narasumber.
“Situasi dibawah saat ini memang banyak oknum yang mengaku sebagai wartawan namun menakut-nakuti narasumber yang ujung-ujungnya meminta sejumlah uang, khususnya di daerah, hal ini jelas sangat menciderai marwan profesi wartawan. Karenanya, ini harus kita sikapi bersama,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota Dewan Pers, Totok Suryanto menerangkan jika adanya wartawan abal-abal yang masih marak tersebut, dirinya menyarakan kepada PWI Tuban agar seringkali membuat kegiatan literasi atau coffee morning bersama jaringan. hal ini dimaksudkan untuk menjalin sosialisasi dan edukasi kepada narasumber, sehingga masyarakat bisa tahu tugas dan fungsi pers.
“Intinya banyak yang mengaku wartawan yang ujung-ujungnya melakukan pemerasan. Maka itu harus dilawan,” ujar Totok Suryanto.
Selanjutnya, Dewan Pers tetap berharap pada kawan-kawan media agar tak hanya menjaga eksistensi saja. Melainkan, harus memperluas wawasan seiring dengan perkembangan informasi yang semakin masif di jagat maya.
“Jadi kita ini sebagai media juga harus menjaga profesionalitas. Kalau tidak kita lakukan maka akan menjadi persoalan,” tutup Anggota Dewan Pers asal Kota Malang. (Said/Jun).