Sempat viral dengan aksi borong mobil yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sumurgeneng, , Kabupaten pada awal 2021 lalu, setelah mendapat ganti “untung” atas pembebasan lahan untuk pembangunan , kemudian progres pekerjaan lanjutannya kemudian tidak terdengar lagi.

Telah lama tidak terdengar kabarnya, ternyata sudah sejauh ini progres pembangunan Kilang Tuban atau kilang Gress Root Refinery (GRR) yang digarap oleh PT Pertamina (Persero) bersama Rosneft, mitra perusahaan asal Rusia. 

Direktur Utama (KPI) Taufik Adityawarman mengatakan, saat ini pihaknya baru saja menyelesaikan proses desain teknis atau Front End Engineering Design (FEED), lalu kini dilanjutkan dengan persiapan proses lelang rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering, Procurement & Construction/ EPC).

“Kemudian, paralel tim kami kaji bagaimana financing proyek tersebut yang mana polanya akan mengikuti apa yang kami sudah lakukan di RDMP Balik Papan, ada sebagian equity, sebagian juga financing kita go to market untuk pembiayaan sebagian daripada kapital yang dibutuhkan GRR (Grass Root Refinery) Tuban tersebut,” terang Dirut KPI, Taufik Adityawarman dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (28/3/2023).

Dia menyebut, investasi mega proyek senilai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) ini merupakan proyek patungan alias joint venture antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%).

Oleh karena itu, untuk pendanaan, dia menyebut polanya akan menyerupai pendanaan untuk proyek ekspansi atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, yakni sebagian dari ekuitas dan sebagian lagi melalui pasar keuangan.

Meski banyak tantangan yang dihadapi, namun pihaknya optimistis mega proyek ini bisa beroperasi pada 2028 mendatang. Terlebih, selain memproduksi BBM dengan kapasitas olahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari (bph), proyek Kilang Tuban ini juga akan memproduksi petrokimia sebesar 3 juta ton per tahunnya.

“Saya yakin dengan dukungan pemerintah, infrastruktur yang disiapkan, kami tim intens komunikasi dengan kementerian terkait bagaimana pastikan GRR Tuban ini tetap progres projektif awal kita ingin mengurangi impor BBM dan GRR Tuban yang bedanya dengan RDMP lainnya akan produksi petrochemical 3 juta ton per tahun akan penuhi 50% kebutuhan nasional, itu yang bedakan dengan RDMP lain,” jelasnya.

Seperti diketahui, proyek Kilang Tuban ini merupakan bagian dari program mega proyek kilang Pertamina yang terdiri dari Refinery Development Master Plan (RDMP) dan kilang baru (Grass Root Refinery/ GRR).

Adapun satu proyek RDMP yang tuntas dikerjakan yaitu RDMP Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Pertamina sukses menambah kapasitas Kilang Balongan menjadi 150 ribu bph dari sebelumnya 125 ribu bph.

Melalui sejumlah proyek kilang tersebut, perseroan menargetkan peningkatan kapasitas kilang BBM menjadi total sekitar 1,4 juta bph pada 2027 mendatang dari saat ini sekitar 1 juta bph dengan total investasi diperkirakan mencapai sekitar US$ 43 miliar atau sekitar Rp 602 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$).

Pertamina saat ini mengelola enam kilang minyak, yakni Dumai di Riau, Plaju di Sumatera Selatan, Balongan di Jawa Barat, Cilacap di Jawa Tengah, Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Kasim di Sorong, Papua. Adapun kapasitas terpasang kilang BBM Pertamina saat ini sebesar 1,05 juta bph.

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: