TUBAN – Kasus Stunting atau gizi buruk pada Balita di Tuban masih terbilang tinggi, sekitar 25 persen. Hal tersebut disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dalam kegiatan penyuluhan stunting di Balai Desa Sumurgung, Kecamatan Kota Tuban.
Kegiatan pengobatan dan sosialisasi penyuluhan stunting diselenggarakan oleh insan pers yang tergabung di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Tuban sebagai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022.
Selain pengobatan gratis, PWI juga memberikan bantuan berupa paket makanan bergizi kepada lebih dari 100 warga setempat yang hadir dalam acara tersebut.
“Ijinkan saya mengapresiasi kepada PWI Tuban, karena kegiatan kali ini sangat membantu Pemkab Tuban dalam menangani kasus stunting dan Saya berharap kegiatan ini terus dikembangkan,” kata Bupati Tuban yang biasa disapa Mas Bupati.
Menyikapi kasus stunting di Tuban, Mas Bupati mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban telah menyiapkan sejumlah program, diantaranya pendampingan bagi pasangan sebelum nikah sampai dengan pasca melahirkan.
Menurut Mas Bupati, kurangnya pemberian gizi pada bayi dan pemukiman yang kumuh, seperti tidak adanya jamban keluarga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kasus stunting diberbagai daerah.
“Kita juga berharap kepada teman-teman PWI Tuban, jika menemukan adanya lokasi pemukiman warga yang kumuh dan tidak ada jambannya mohon kiranya itu bisa disampaikan ke pemerintah,” pinta Mas Bupati.
Sedangkan dari data yang ia diterima, jumlah kasus stunting pada anak di Desa Sumurgung pada Agustus 2021 lalu cukup tinggi. Kedepanya, melalui instansi terkait, Pemkab Tuban akan terus berupaya agar kasus tersebut bisa turun.
“Kalau tadi pak Kades Prayitno mengatakan bahwa angka stunting hanya sekitar 10 anak saja. Tapi data yang kami dapatkan jika di Desa ini ada 533. Kedepannya pak kades bisa di singkronkan sehingga mempermudah kami dalam menangani stunting ini,” pungkasnya.
Sebatas informasi, berdasarkan data yang dihimpun Ronggo.id, kasus kasus stunting pada balita di Tuban tahun 2021 mencapai 25,1 persen atau berada di urutan ke 11 tertinggi dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Terbesar ada di Kabupaten Bangkalan sebesar 38,9 persen. (Ibn/Jun).