TUBAN, (Ronggo.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban adakan Festival 100% Tuban lagi di lokasi bekas pasar besar Tuban di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Event tersebut menampilkan 500 stan UMKM, PKL, BUMN/BUMD, perwakilan OVOP 20 kecamatan, himbara, dan pelaku Ekspor.
Pada event tersebut menuai kritikan dari pelaku UMKM yang menjajakan dagangannya disitu. Hal ini dikarenakan tata kelola stand yang dinilai tidak sesuai dan bahkan pada Festival 100% Tuban tahun ini, terkesan tidak ada perencanaan yang matang.
Seperti yang disampaikan oleh Devi Cantika, jika dirinya bersama pelaku UMKM yang mengikuti acara Festival 100% Tuban ini sangat terbantu oleh event tersebut. Akan tetapi, para pelaku UMKM kalah saing dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang juga ikut dalam kegiatan itu.
“Setiap hari, PKL itu sudah punya lapak untuk berjualan. Kalau disandingkan dengan kita, jelas penjualan anjlok. Inilah yang menjadi polemik sejak dulu,” ungkap Devi Cantika saat ditemui di stand UMKM acara Festival 100% Tuban, Rabu (11/9/2024).
Tidak hanya kalau saing dengan PKL, perempuan yang akrab disapa Devi ini juga menyoroti soal tata kelola tenant yang terkesan tidak direncanakan dengan matang. Sehingga pelaku UMKM tidak terlalu diperhatikan oleh pengunjung.
“Kalau untuk dagangan sih ada peminat mas karena animo masyarakat yang datang ke acara ini sangat ramai. Tapi, kebanyakan pengunjung itu asal masuk aja, sehingga UMKM tidak terlalu diperhatikan. Beda dengan tahun lalu yang rutenya ditata mulai dari masuk sampai keluar, sehingga semuanya terlihat,” terangnya.
Ia menambahkan, pelaku UMKM yang iku dalam acara ini telah menyadari akan dampak yang terjadi, sehingga mereka mengantisipasi kondisi itu dengan berfokus dalam menjajakan produk-produknya secara dor to dor.
“Kalau kami niatnya murni jualan ya pasti patah hati karena kalah dengan PKL. Jadi kami fokus untuk membranding produk supaya lebih dikenal masyarakat, khususnya di Kabupaten Tuban,” kayanya.
Atas kondisi tersebut, ia berharap agar pengelolaan stand pada event serupa dapat di tata lebih baik dengan memisahkan antara stand PKL dengan tenant UMKM, sehingga polemik pada acara tahunan seperti itu tidak terulang.
“Kalau meminta agar stand lebih diperhatikan, jelas iya mas. Tetapi kami berharap agat kedepan, pelaku UMKM lebih diprioritaskan,” pungkasnya. (Hus/Jun).