bersama Kelompok Kontrak Kerjasama (KKKS) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menggelar Periode II dengan mengusung tema ‘Peran Program Pengembangan Masyarakat dalam Kegiatan Hulu Migas untuk Ketahanan Energi’.

Kegiatan yang berlangsung pada (4-5/7/2023) di salah satu hotel di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tersebut diikuti oleh puluhan pimpinan redaksi media yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Rabu (5/7/2023).

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan SKK Migas, Nurwahidi menyampaikan terima kasih atas kehadiran para peserta dari redaktur media serta 33 orang rekan dari Manager Kontraktor Kerjasama di SKK Migas Jabanusa.

“Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah menyempatkan hadir untuk mengikuti Lokakarya Media Periode II di Tawangmangu,” kata Nurwahidi.

Ia mengatakan jika peran awak media sangat penting bagi perusahaan eksplorasi minyak bumi tersebut dalam mendukung program pengembangan sekaligus mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

“Rekan media merupakan mitra kami dalam mendukung program-program SKK Migas, khususnya pengembangan masyarakat,” terangnya.

Pria asal Sumenep, Pulau Madura ini memaparkan jika SKK Migas menargetkan produksi minyak 1 juta barrel perhari dan gas 12 miliar standar kaki kubik (BCFD) perhari di 2030. Sampai saat ini, produksi diseluruh wilayah Jabanusa masih menjadi penyumbang minyak tersebar di tingkat nasional.

“Saat ini SKK Migas menyumbang sekitar 30 persen minyak di Indonesia. Rata-rata produksi minyak hampir 200 ribu barel per hari. Ini lebih tinggi dari target produksi minyak yaitu sekitar 172 ribu barel per hari, atau bisa dikatakan 15 persen di atas target,” ujarnya.

Sejak akhir tahun lalu, terdapat dua lapangan Husky – CNOOC Madura Limited dan Lapangan Jambangan Tiung Biru menjadi satu KKKS dibawah SKK Migas memiliki potensi produksinya gas sekitar 50 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

“Bulan ini InsyaAllah akan berproduksi lagi dari teman-teman Husky di Lapangan MAC Sumenep. Ini juga merupakan rejeki dari wilayah Jatim dan Jateng,” jelasnya.

Kendati memiliki banyak produksi, namun dikatakannya bahwa penyerapan minyak masih dikatakan belum maksimal. Pasalnya, terdapat perusahaan yang masih menggunakan bahan bakar batu bara.

“Peran aktif media sangat penting untuk membantu memasarkan gas di wilayah industri di Jatim dan Jateng. Karena sampai saat ini masih hanya terserap di PLN, PGN dan Petrokimia Gresik,” pungkasnya. (Ibn/Jun).

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: