TUBAN, (Ronggo.id) – Proses koreksi lembar jawaban ujian seleksi Perangkat Desa (Perades) di Kabupaten Tuban amburadul, Rabu (9/8/2023). Pemicunya mesin scanner mendadak error saat dioperasikan.
Informasi yang dihimpun, kondisi ini rupanya terjadi di sejumlah lokasi, seperti di Kecamatan Palang, Grabagan dan Kenduruan. Akibatnya proses koreksi yang digadang-gadang selesai lebih cepat justru malah molor.
Di Kecamatan Kenduruan, mesin scanner ngadat lebih dari 2 jam dan sempat tidak bisa mendeteksi hasil jawaban soal peserta.
Permasalahan lain, peserta yang semula meraih peringkat pertama dan telah diumumkan didepan pengawas, panitia desa, saksi dari peserta tiba-tiba dianulir.
Hery Cahyono, peserta ujian asal Desa Jamprong, Kecamatan Kenduruan mengungkapkan, awalnya ia diumumkan memperoleh peringkat tertinggi. Namun setelah jeda, tiba-tiba ada perubahan peringkat dengan alasan kesalahan teknis.
“Jedanya lama usai istirahat sholat magrib mas,” tutur Hery Cahyono kepada wartawan.
Dengan adanya kondisi ini, Hary panggilan akrabnya itu menilai bahwa tim Airlangga Assesment Center (AAC) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sebagai pihak ketiga yang ditunjuk untuk pengadaan soal terkesan tidak profesional.
“Bagaimana sekelas Unair bisa tidak profesional hingga bikin kekacauan seperti ini,” ujar Hery dengan nada kesal.
Lebih lanjut, guru honorer di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Kenduruan itu rencananya akan berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk menentukan upaya hukum.
Hadi, salah seorang petugas yang mengoperasikan scanner saat dikonfirmasi terkait dengan kendala tersebut belum bersedia memberikan keterangan.
“Hubungi Bu Erna saja mas,” ucap Hadi singkat.
Sementara itu, Camat Kenduruan, Dhasar menyatakan, bahwa pihaknya menghormati keputusan peserta yang merasa keberatan dengan hasil ujian.
“Kami sudah upayakan mediasi namum begitu, dalam hal ini Forkopimka tidak bisa apa-apa manakala peserta mengajukan hak keberatan,” tandasnya. (Jun).