TUBAN, (Ronggo.id) – Pemilik Hotel Bintang Tuban Gunawan mengklaim tempat usaha penginapannya tidak pernah jadi sasaran razia Satpol-PP saat dirinya masih aktif sebagai anggota dewan.
Hal itu disampaikan Gunawan saat petugas dari Satpol-PP, Polri, TNI, Subdenpom V/2-4 dan Dinas LH Perhubungan Tuban menggelar razia gabungan di Hotel Bintang, Sabtu (16/9/2023) malam.
“Dulu saya jadi DPR, nggak ada satupun Satpol-PP kesini, satupun tak ada yang masuk,” ujar Gunawan saat adu mulut dengan petugas Satpol-PP.
Dihadapan petugas, mantan anggota DPRD Tuban itu menuding jika tindakan razia di hotel miliknya yang berada di Jalan Tuban – Babat, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding itu seperti layaknya penggerebekan di rumah maling.
“Semuanya bapak-bapak ini jangan kayak nggerebek rumahnya maling saja. Jangan main gerebek seenaknya sendiri,” tuturnya
Lebih lanjut, Gunawan menyampaikan, bahwa banyak karyawan yang menggantungkan nasibnya di hotel miliknya. Untuk itu ia berharap petugas tidak tebang pilih saat menggelar operasi.
“Jujur saja semuanya, yang namanya hotel ya begitu-itu. Jadi saya mohon maaf kalau saya salah omong, seperti hotel-hotel yang lain ya tolonglah juga dioperasi,” tuturnya.
Ditemui usai razia, Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol-PP Chusnul Yakin menjelaskan, bahwa razia yang dilakukan di Hotel Bintang sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Menurut Chusnul, bahwa sebelum mengecek kamar hotel, pihaknya telah meminta ijin ke resepsionis hotel sekaligus meminta ditunjukan kamar-kamar yang ada penghuninya.
“Saat kami meminta ijin ke resepsionis, pemilik hotel tidak berada disitu, sehingga berprasangka kami tidak sesuai SOP, dikiranya kita mengecek kamar tanpa meminta ijin,” terang Chusnul.
Soal tudingan bahwa petugas tak berani merazia Hotel Mustika, Chusnul menyebut, bahwa pelaksanaan razia harus sesuai dengan SOP dan berdasarkan pengaduan masyarakat.
“Sehingga razia yang kami laksanakan tidak serta merta, tetapi berdasarkan fakta di lapangan. Kenyataannya kita sering mendapati sesuai aduan masyarakat,” ucapnya.
Berita sebelumnya, Gunawan meminta agar petugas memberikan pembinaan daripada menggelar operasi di usaha penginapannya.
“Tolong kami dibina, namanya dunia usaha kami punya karyawan butuh makan juga. Saya nggak ada ini nggak masalah,” ucap Gunawan.
“Kami beberapa kali disini mendapati,” sahut Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol-PP Chusnul Yakin.
Mendengar hal itu, Gunawan lantas menyampaikan, bahwa tipe tamu yang berkunjung di hotel satu dengan hotel yang lain hampir tak ada bedanya.
“Hotel dimana-mana seperti itu, sekarang saya tanya, jujur tapi. Ada model hotel yang nggak ada tamu kayak gitu, ada pasti,” tanya Gunawan kepada petugas.
“Betul, kami hanya melaksanakan berdasarkan pengaduan masyarakat,” jawab Chusnul.
Dengan nada tinggi, Gunawan menuding jika petugas tebang pilih. Pasalnya Hotel Mustika milik keluarga Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang akrab disapa Lindra selalu luput jadi sasaran operasi.
“Mustika apa sampeyan ubrak, sekarang gini saya tanya, Mustika sampeyan ubrak nggak. Itu namanya nggak adil, kalau mestinya yang namanya mau operasi ya semuanya lah,” sambungnya.
“Jadi kalau memang ada aduan, maka akan kami tindaklanjuti,” tukas Chusnul.
Gunawan mengungkapkan, bahwa di era Bupati Fathul Huda tidak pernah ada Satpol-PP datang ke Hotel Mustika. Apalagi saat ini jabatan orang nomor 1 di Tuban diemban Lindra, ia menyebut jika petugas tak berani untuk menyentuh hotel yang berada di Jalan Teuku Umar tersebut.
“Waktu jaman Pak Huda jadi bupati, tidak ada Satpol-PP kesana. Sekarang Lindra jadi bupati apa bapak berani masuk Mustika, jujur saja, nggak berani,” ujar Gunawan.
Sebatas diketahui, dalam razia gabungan tersebut, petugas menyasar tindakan asusila di hotel maupun rumah kost. Kemudian peredaran minuman beralkohol di warung-warung maupun tempat karaoke. (Ibn/Jun).