TUBAN, (Ronggo.id) – Derasnya arus informasi pada era digitalisasi seperti saat ini memang sangat sulit dibendung. Termasuk banyaknya berita hoax di Kabupaten Tuban yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky melaunching Klinik Hoax.
Pada launching Klinik Hoax yang berlangsung di lapangan basket GOR Rangga Jaya Anoraga Kabupaten Tuban itu juga dibarengi dengan pengukuhan Komite Komunikasi Digital dan Sosialisasi SP4N Lapor, Selasa (1/8/2023).
Dalam sambutannya, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky memberikan apresiasi atas di launchingnya Klinik Hoax yang menjadi replikasi pertama di Jawa Timur.
“Klinik Hoax ini sebagai filter bagi masyarakat dalam menganalisa informasi yang saat ini mudah didapatkan, khususnya dari media sosial,” ujar Bupati Lindra.
Mas Lindra, sapaan akrab Bupati Tuban ini, bahwa sosial media akan menjadi bola liar yang bisa memecah belah, mengubah paradigma, sudut pandang dan opini publik menjadi negatif. Namun, disisi lain akan membuat sebuah kekuatan besar serta kebaikan jika digunakan dengan benar.
“Banyak postingan di sosial media yang kebenarannya belum tervalidasi dan menyulut perpecahan, caci maki, dan ketersinggungan,” jelasnya.
Untuk itu, disamping cek kebenaran informasi lewat Klinik hoaks, kehadiran KKD juga sebagai ikhtiar Kabupaten Tuban untuk masyarakat tuban melek literasi digital. Komposisi dari KKD yang melibatkan Tim Diskominfo-SP, TNI/ Polri, Kejaksaan, pegiat media, dan akademisi, akan melengkapi upaya sosialisasi dan edukasi tentang bahaya gempuran informasi tanpa identifikasi terlebih dahulu.
Mas Lindra mengingkatkan, membangun Kabupaten Tuban harus dengan usaha bersama, saling berkolaborasi, dan saling percaya, termasuk dalam memerangi hoaks. Untuk itu, ia mengajak semua bergandengan tangan, membusungkan dada, untuk bisa mengubah yang keliru menjadi benar, dan yang benar menjadi budaya di masyarakat.
“Diskominfo-SP telah menyediakan pula kanal SP4N Lapor Tuban, untuk keluhan masyarakat yang perlu disampaikan kepada pemerintah. Dengan begitu, masyarakat Tuban yang melek literasi digital bisa terhindar dari hoaks,” kata Mas Lindra.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin mengungkapkan, literasi digital masyarakat Jawa Timur masih kurang, namun faktanya, waktu dalam penggunaan internet Jawa Timur adalah 8 jam. 3 jam digunakan untuk penggunaan media sosial.
“Meskipun sangat intens waktunya, namun literasi digital kita masih sangat kurang. Untuk itu, Kami sangat mengapresiasi Diskominfo-SP Kabupaten Tuban dinilai sangat aware dan peduli pada sesuatu yang dapat menjadi pemicu perpecahan,” terangnya.
Inisiasi untuk replikasi klinik hoaks ini tersambung langsung dengan klinik hoaks provinsi jatim. Artinya, dapat tersambung ke seluruh diskominfo jawa timur, dan akan menjadi angin segar perkembangan kemajuan literasi digital masyarakat. Sherlita juga berharap agar masyarakat semakin bijak dan teredukasi dalam memilah dan memilih informasi mana yang akan dikonsumsi.
“Mudah-mudahan hoaks yang menjadi biang perpecahan dapat kita perangi melalui meleknya masyarakat kita terhadap literasi media digital, salah satunya lewat klinik hoaks ini,” pungkasnya.
Sebatas diketahui, dalam kegiatan launching Klinik Hoax tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, serta Ketua Harian KKD Provinsi Jatim Arif Rahman, Forkopimda setempat, Kepala OPD, Camat, hingga pimpinan perusahaan, perbankan dan Instansi Vertikal. (Ibn/Jun).