TUBAN – Curah hujan tinggi yang melanda hampir seluruh wilayah Tuban sejak pagi hari menyebabkan beberapa ruas jalan terendam banjir. Salah satunya di jalan Raya Merakurak-Kerek, tepatnya di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Akibatnya, pengguna jalan kesulitan untuk melintas dan tak sedikit pula kendaraan mengalami mati mesin.
Selain gorong-gorong yang tak mampu menampung debit air hujan, penyebab lainnya diduga karena adanya luapan dari waduk perusahaan milik PT. Semen Indonesia, sehingga banjir tak terhindarkan.
Menurut pengakuan warga setempat, Umbar (40) menjelaskan, hujan yang terjadi mulai dari subuh mengakibatkan waduk milik PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban jebol, kontruksi waduk yang dinilai sudah lama dan tak layak membuat bangunan tidak lagi mampu menahan tekanan debit air, sehingga air meluap.
“Penyebabnya bendungan SI yang ada di Tanah Kas Desa utaranya Sasbun Tuban II jebol, otomatis meluapnya di desa, disana itu bendungannya hanya dikasih batu bongkahan, lalu ditimbun dengan tanah. Setiap kali ditembus air pasti jebol,” ungkapnya kepada Ronggo.id, Jumat (18/2/2022).
Air kiriman yang diduga dari waduk milik perusahaan plat merah juga mengancam permukiman warga setempat, yang sebelumnya terlebih dahulu mengalir melewati areal persawahan.
“Disekitar sini ada 50 lebih rumah yang terendam banjir, belum lagi rumah-rumah yang ada didekat persawahan,” tegasnya.
Dengan adanya banjir yang terjadi saat ini, sebagai warga terdampak, ia berharap pihak-pihak terkait untuk bertanggungjawab dan segera memperbaiki saluran serta kembali memperbaiki bangunan waduk agar kedepannya banjir tidak terulang.
Sementara itu, Sekretaris Desa Temandang, Bahktiar Sofiudin menyampaikan, jika desanya selalu menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Hal ini terjadi lantaran ukuran drainase yang sempit membuat air hujan seringkali meluber hingga ke jalan raya. Disamping itu, ia menduga banjir juga disebabkan adanya kiriman air dari waduk PT. Semen Indonesia.
“Penyebab pertama karena gorong-gorong yang berada dibawah jembatan terlalu kecil, dari pengalaman dulu kalau banjirnya seperti ini, kemungkinan ada luapan dari bendungan milik semen yang ada di selatan desa,” katanya.
Terkait dengan persoalan banjir, Sekdes mengaku jika Pemerintah Desa telah melakukan normalisasi gorong-gorong, selanjutnya pihaknya juga membangun koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tuban untuk dilakukan penataan drainase yang ada dibawah jembatan.
“Upaya dari Pemdes, sementara ini melakukan pembersihan selokan, kemudian untuk jembatan sudah dilaporkan ke Dinas PUPR dan telah ditinjau, kemungkinan tahun 2023 bisa terealisasi,” pungkasnya.