– Bulan Ramadan adalah momentum yang sangat spesial bagi masyarakat muslim. Pada bulan Ramadan, perilaku konsumen ojek daring juga mengalami perubahan sesuai dengan pola dari masing-masing konsumen.

Pengemudi ojek online, Nursam (30) mengatakan awal puasa kali ini jumlah pemakai jasanya turun hingga 50 persen, dipicu beberapa hal, beberapa restoran dan warung makan saat siang hari masih banyak yang tutup.

“Agak sepi jika dibanding sebelum puasa, karena tempat makan mulai operasi pada sore hari, jadi jelang berbuka baru dapat orderan,” kata Nursam, Senin (4/4/2022)

Meskipun ramai di sore hari, Nursam yang biasa bekerja pukul 09:00 Wib hingga pukul 20:00 Wib, mengaku selama 2 hari ini paling banyak mendapat pesanan antar makanan hanya empat kali.

“Karena memang orderannya bersamaan jadi tidak bisa diambil semua, karena adzan magrib juga sudah harus balik ke rumah untuk berbuka. Tapi kalau sebelum Ramadan bisa sampai malam,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Nursam, Saekhu Rohman (40), warga Borehbangle, yang sudah 5 tahun berprofesi sebagai jasa ojek online itu mengalami sepi pelanggan selama bulan Ramadan.

Saekhu Mengungkapkan, Jika hari biasa dalam sehari mendapat pelanggan hingga 12 kali orderan, baik antar makanan maupun antar jemput penumpang. Namun, awal Ramadan tahun ini hanya sekitar 6 kali permintaan.

“Siang ini baru mendapat 2 kali orderan, padahal kalau hari biasa jam segini sudah ada 6 penumpang yang minta diantar jemput,” sambung Saekhu saat ditemui sekitar pukul 12 siang.

Perilaku masyarakat yang mulai menyesuaikan dengan kondisi Ramadan, Saiku menyebut menjadi salah satu faktor pengendara ojek online sepi pelanggan.

“Orang banyak yang libur, seperti sekolahan dan masyarakat juga malas keluar saat puasa, makanya sekarang lebih mengharapkan yang Grab Food daripada Grab Bike,” tuturnya.

Disinggung terkait mengambil orderan saat sahur, kedua ojek online tersebut mengaku memilih untuk tidak mengambilnya. (Ibn/Jun).