– Tepat satu bulan pasca ditetapkanya harga minyak goreng satu harga yang berlaku di retail modern, pada Januari lalu, keberadaan bahan baku olahan makanan tersebut seolah sulit ditemukan, bahkan kalaupun ada harganya pun melambung tinggi.

Misalnya, di sebuah minimarket yang berada di jalan Letda Soecipto Tuban, rak-rak untuk display minyak goreng pada siang hari, Sabtu (19/2/2022) terpantau kosong. Jumlah pengiriman dari gudang yang terbatas menyebabkan seringnya stok barang tak lagi tersedia.

“Tadi pagi ada pengiriman satu dus minyak goreng, tapi baru sebentar sudah habis, pengiriman dari gudang dua hari sekali,” kata salah satu pegawai Minimarket kepada .id.

Sementara di , stok minyak goreng terhitung stabil. Namun begitu, harga yang dibanderol cukup tinggi, yakni berkisar Rp20 ribu perliternya. Seperti di Toko Pak Naim, meskipun harganya mahal, permintaan dari pembeli tidak berkurang, setiap harinya ia masih bisa menghabiskan 25 liter, sama halnya saat kondisi harga normal.

“Untuk merk Fortune 20 ribu, sedangkan merk Gading Mas harganya lebih murah 18 ribu,” ungkap pemilik Toko.

Meroketnya harga minyak goreng dipasaran tak hanya dikeluhkan pedagang maupun ibu rumah tangga namun juga oleh warga yang hendak menggelar hajatan. Pasalnya, jumlah minyak goreng yang akan digunakan untuk mengolah makanan maupun jajanan yang nantinya akan dihidangkan untuk tamu undangan tidaklah sedikit.

Seperti yang diungkapkan Ida (42), warga Sawir, yang akan menyelenggarakan unduh mantu mengatakan, butuh sekitar 50 liter minyak goreng dalam acaranya. Tapi kurang dari satu minggu menjelang hari H, dirumahnya baru tersedia 1 dus, yang sebelumnya diperoleh dari toko kelontong.

“Saat ini baru punya 12 liter, masih kurang 2 Kartun lagi. Kemarin beli harganya 14 ribu tapi dibatasi, karena kebetulan ada promo, jadi harganya segitu, kalau biasanya 20 ribu”, ungkapnya.

Ida mengeluhkan, mahalnya harga minyak goreng tentunya sangat memberatkan masyarakat, termasuk bagi warga yang akan menggelar hajatan seperti dirinya. Kendati begitu, bagi mereka yang membutuhkan minyak goreng dalam kondisi mendesak akan tetap dibeli meski terpaksa harus merogoh kocek dalam-dalam.

“Pastinya memberatkan, apalagi bagi yang punya hajatan, mau nggak mau, terpaksa dibeli, biarpun mahal,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Daerah melalui Dinas Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Tuban menggelar operasi pasar minyak goreng murah pada Jumat (18/2) kemarin di Gor Anoraga Jaya Tuban, dan menyiapkan 6000 liter yang dipatok dengan harga Rp.13.500 per liter.

Operasi pasar minyak goreng yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat terkait kelangkaan dan tingginya harga minyak di . Banyaknya minat masyarakat dalam mendapatkan minyak murah tersebut hingga dinilai mengabaikan keselamatan diri mereka sendiri. Sebab, dalam mendapatkan itu, mereka rela berdesak-desakan dan berkerumun ditengah maraknya wabah varian Omicron.

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: