TUBAN, (Ronggo.id) – Kapolres Tuban, AKBP Suryono tak ingin kerusuhan yang terjadi saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tuban tahun 2006 silam kembali terulang pada penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 mendatang.
“Di tahun 2006 pernah ada kericuhan di Kabupaten Tuban, itu yang tidak kita harapkan,” kata Suryono ditemui di Alun-alun Tuban usai kegiatan Simulasi Sistem Pengamanan Kota dalam rangka kesiapan pengamanan Pemilu, Selasa (10/10/2023).
Orang nomor 1 di Kops Bhayangkara Tuban itu berharap, pesta demokrasi 5 tahunan yang akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) supaya disambut dengan penuh suka cita.
“Semoga pesta demokrasi menjadi betul-betul pesta, semuanya senang, semuanya happy. Tidak ada yang sengsara atau sakit hati,” pintanya.
Polisi kelahiran Bojonegoro itu menegaskan, sesuai dengan pemetaan yang telah dilakukan, sejauh ini tidak ada wilayah di Kabupaten Tuban yang masuk kategori zona merah atau sangat rawan.
“Mudah-mudahan dapat berjalan dengan lancar, semuanya pada level yang baik,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, Pilkada atau Pemilihan Bupati Tuban tahun 2006 terjadi duel antara pasangan Noor Nahar Hussein – Go Tjong Ping melawan pasangan Haeny Relawati Rini Widyastuti – Lilik Soehardjono.
Kubu Nonstop, sebutan pasangan duet Noor Nahar Hussein – Go Tjong Ping yang diusung PDIP dan PKB meruap suara 48,26 suara. Sedangkan Incumbent Haeny – Lilik (Heli) yang dijagokan Partai Golkar berhasil unggul tipis dengan suara 51,74 persen.
Diduga karena tak puas dengan hasil perhitungan suara, ribuan massa lantas menggelar aksi turun jalan untuk menuntut agar Pilkada diulang.
Belakangan, aksi tersebut berakhir ricuh hingga terjadi pengerusakan Kantor KPU dan Pendopo Tuban. Bahkan kediaman pribadi Haeny juga tak luput dari amukan massa.
Tak hanya rumah, sejumlah properti milik orang tua Aditya Halindra Faridzky itu turut jadi sasaran, seperti Hotel Mustika, Gudang 99 serta kendaraan. (Ibn/Jun).