TUBAN, (Ronggo.id) – Mahasiswa Universitas Brawijaya menggelar seminar yang bertajuk ‘Peran Penting Pupuk Organik sebagai Penunjang Kedaulatan Pangan untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals 2030’, bertempat di Desa Tahulu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Senin (24/7/2023).
Dalam kegiatan tersebut, Kelompok Mahasiswa Membangun 1000 Desa itu bekerjasama dengan kelompok tani serta menggandeng Serikat Petani Indonesia (SPI) sebagai narasumber.
Seminar ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan pupuk kimia di wilayah Tuban sekaligus sebagai tindak lanjut dari keberhasilan penggunaan pupuk organik di Desa Senori, Kecamatan Merakurak yang telah mendapatkan dukungan dan perhatian khusus dari Presiden RI, Joko Widodo.
Pada kesempatan itu, Ketua Pusat Perbenihan Nasional SPI, Kusnan menjelaskan, kritisnya tanah Indonesia di masa kini karena pengelolaan lingkungan yang kurang tepat, diantaranya karena penggunaan bahan-bahan kimia secara berlebihan.
Sehingga kondisi ini memerlukan tindakan sesegera mungkin, salah satunya dapat diatasi dengan pengaplikasian pupuk organik secara bertahap pada area persawahan.
“Pupuk organik akan membantu mengembalikan kesehatan tanah, sehingga produktivitas tanaman yang dihasilkan juga akan meningkat,” tuturnya.
Kusnan menyampaikan, SPI memiliki konsep Kawasan Daulat Pangan yang di dalamnya mengintegrasikan produksi dan distribusi. Dalam produksinya, digunakan sistem agroekologi pertanian yang selaras dengan alam tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, sehingga menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi.
“Sedangkan distribusinya diimplementasikan melalui koperasi petani yang secara langsung dapat diakses oleh petani dan konsumen tanpa melalui rantai pasar yang panjang,” tuturnya.
Pria yang juga sebagai Koordinator Program Kawasan Daulat Pangan SPI itu berharap, konsep yang sudah dijalankan oleh SPI ini dapat diadopsi dan dikembangkan oleh petani, organisasi petani, bahkan perguruan tinggi untuk memasukan agroekologi sebagai mata kuliah dalam kurikulum untuk menunjang terwujudnya kedaulatan pangan.
“Adanya seminar ini diharapkan mampu mengubah mindset para petani di Desa Tahulu
untuk meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimia dan menguatkan peran pupuk organik di sawah garapan, agar dapat mengembalikan kesehatan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan seminar pertanian ini juga dilengkapi dengan praktik pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar bonggol pisang dan eco-enzym berbahan dasar limbah rumah tangga. (Ibn/Jun).