, (Masyarakat yang terdampak bedol untuk pembangunan Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) di , nampaknya masih harus bersabar. Pasalnya, (KPI) memproyeksikan jika pembangunan diprediksi molor dan baru bisa berjalan di 2028 mendatang.

Sebelumnya pembangunan Kilang Tuban diprediksi dapat berdiri dan beroperasi pada 2025, kemudian kemmbali ditargetkan rampung pada 2026, namun nyatanya hingga saat ini belum ada kejelasan, dan beredar kabar bahwa proyek strategis nasional (PNS) tersebut baru dapat berjalan pada 2028 atau mundur lagi dua tahun dari target yang ditentukan.

Dilansir dari Katadata.com, Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman menyebutkan, jika mundurnya tersebut dikarenakan adanya penyelesaian pemilihan penasihat keuangan atau financial advisor.

“Nantinya, pihak tersebut diminta untuk membuat pemodelan keuangan yang sejalan dengan kebutuhan proyek strategis nasional itu. Financial modeling untuk kilang ini supaya bankable dan marketable. Untuk konstruksi, selesai paling tidak di 2028,” kata Taufik seperti dikutip dari Katadata.com

Dirinya mengaku jika PT KPI terus mengejar target penyelesaian Financial Investment Decision (FID) Kilang Tuban maksimum pada kuartal , yakni tahun 2024 mendatang.

“Secara joint venture kami harus bisa FID-kan proyek paling lambat kuartal pertama 2024,” ujar Taufik.

Sebelumnya diberitakan, sempat viral dengan aksi borong mobil yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada awal 2021 lalu, setelah mendapat ganti “untung” atas pembebasan lahan untuk pembangunan kilang Tuban, kemudian progres pekerjaan lanjutannya kemudian tidak terdengar lagi.

Seperti diketahui, proyek Kilang Tuban ini merupakan bagian dari program mega proyek kilang yang terdiri dari Refinery Development Master Plan (RDMP) dan kilang baru (Grass Root Refinery/ GRR).

Adapun satu proyek RDMP yang tuntas dikerjakan yaitu RDMP Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Pertamina sukses menambah kapasitas Kilang Balongan menjadi 150 ribu bph dari sebelumnya 125 ribu bph.

Melalui sejumlah proyek kilang tersebut, perseroan menargetkan peningkatan kapasitas kilang BBM menjadi total sekitar 1,4 juta bph pada 2027 mendatang dari saat ini sekitar 1 juta bph dengan total investasi diperkirakan mencapai sekitar US$ 43 miliar atau sekitar Rp 602 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$).

Pertamina saat ini mengelola enam kilang minyak, yakni Dumai di Riau, Plaju di Sumatera Selatan, Balongan di Jawa Barat, Cilacap di Jawa Tengah, Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Kasim di Sorong, Papua. Adapun kapasitas terpasang kilang BBM Pertamina saat ini sebesar 1,05 juta bph. (Ibn/Jun).

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: