TUBAN, (Ronggo.id) – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023, harga telur di Tuban melonjak hingga Rp29.500 perkilo. Melonjaknya harga kebutuhan pangan tersebut diduga dampak pencairan program bantuan sosial Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.
Meski begitu, dalam mencegah kenaikan harga kebutuhan bahan pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tuban menggelar aksi operasi pengawasan dan pengendalian suplai sembako di Pasar Baru Tuban, Selasa (29/11/2022).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Endro Budi Sulistyo menyampaikan bahwa pengawasan untuk suplai sembako ini Pemkab Tuban membentuk TPID untuk mengawasi stok sembako serta kenaikan harga di pasar tradisional dan modern.
“Untuk hari ini kami bagi dua tim, ada yang melakukan pengawasan di pasar tradisional yaitu pasar baru Tuban, serta ada yang di pasar modern seperti supermarket, Bravo, Samudera, Alfamart dan Indomaret,” Ucap Endro Budi Sulistyo kepada awak media.
Endro sapaan akrabnya juga menambahkan, selain pengawasan pihaknya juga mengecek beberapa harga sembako seperti cabe, minyak goreng, beras, daging, ayam, ikan, telur dan lain-lain.
“Saat kita melakukan pengecekan tadi kita tidak menemukan harga yang melonjak naik, ada telur yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” ungkap Endro.
Meski begitu, pihaknya menjamin bahwa ketersediaan bahan – bahan pokok untuk bulan desember 2022 ini terpenuhi, termasuk bahan – bahan pokok lainnya.
“Penyebab harga telur naik ini kemungkinan disebabkan oleh adanya pencairan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH),” katanya.
Masih kata Endro, kenaikan harga telur ada kemungkinan akan mengalami kenaikan hingga desember 2022, namun pihaknya akan berupaya untuk mengoptimalkan ketersediaan cukup dan tidak ada yang menimbun.
“Hanya telur saja ya, untuk daging, minyak goreng, bawang putih, bawang merah, cabe dan beras tidak ada kenaikan,” terang Endro.
Lanjut, pengawasan yang dilakukan oleh Pemkab Tuban akan terus dilakukan sampai akhir tahun sebagai bentuk upaya pengendalian inflasi di daerah, serta untuk mengetahui ketersediaan bahan – bahan pokok apalagi menjelang nataru.
“Sehingga saya berpesan untuk masyarakat agar tidak panik buying,” kata dia.
Sementara itu, salah satu penjual sembako Novi (30) mengatakan bahwa harga telur terus naik Rp 500 dalam setiap harinya. Dari harga normal Rp 25.000 per kilogram, kini menjadi Rp 29.500 per kilogram.
“Sepertinya karena ada pencairan BPNT dan PKH mangkanya naik,” jelas Novi.
Menurut Novi untuk bulan November ini belum ada efek naik akibat nataru, tapi kemungkinan bulan Desember 2022 akan mengalami kenaikan di semua sembako karena jelang nataru.
“Kalau untuk saat ini belum ada efeknya, kemungkinan pada tanggal 1 Desember 2022 baru akan kerasa naiknya,” tutupnya.
Perlu diketahui, untuk harga cabe keriting Rp 25.000, cabe rawit Rp 35.000, cabe biasa Rp 32.000, gula pasir Rp. 13.000, minyak premium Rp 20.000, minyak subsidi Rp 14.000, telur Rp 29.500, bawang merah Rp 25.000, bawang putih Rp 20.000, beras premium Rp 11.000, beras medium Rp 10.000, daging sapi Rp 110.000, daging ayam Rp 30.000, kedelai impor Rp 15.000, kedelai lokal Rp 14.000. (Ibn/Jun).