TUBAN, (Ronggo.id) Meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah mengalami kenaikan, namun keberadaan solar subsidi mendadak langka di setiap Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) hingga SPBU khusus nelayan (SPBN) di Kabupaten Tuban. Hal itu mengakibatkan nelayan kelimpungan, karena aktifitas mereka tersendat hingga tidak mampu mencari nafkah di laut.

Seperti yang dialami Murtadi (49), sorang nelayan di Kecamatan Palang ini mengaku jika dirinya sudah beberapa minggu terakhir, bahkan hampir satu bulan tidak bisa melaut untuk mencari ikan, lantaran tidak mendapatkan BBM jenis solar yang bersubsidi.

“Sudah hampir sebulan tidak melaut karena tidak mendapatkan solar,” ungkap Murtadi saat ditemui Ronggo.id di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palang, Rabu (7/9/2022).

Senada dengan Murtadi, Rifai (34), warga Palang ini juga mengeluhkan hal yang sama, jika dirinya sendiri telah beberapa hari tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga lantaran tidak mendapatkan solar.

“Bukan lagi tersendat mas, tapi sudah seperti hampir mati karena tidak ada pemasukan kalau tidak mencari ikan. Tapi bagaimana, wong tidak ada solar,” jelasnya.

Ia menjelaskan, meski di terdapat 2 SPBU khusus nelayan atau SPBN dan AKR dengan pengiriman antara 2 sampai 4 kali distribusi dalam satu minggu, namun kuota tersebut dinilai masih terbilang belum mampu memenuhi kebutuhan nelayan.

“Kalau kebutuhan saya hanya sekitar 200 liter sehari untuk mengisi mesin kapal. Kalau hari ini tidak dapat solar, terus nasib kami bagaimana? Isi di SPBU juga seringkali di tolak,” bebernya kesal.

Untuk bisa membeli BBM jenis solar, para nelayan sendiri telah membawa kelengkapan surat yang direkomendasi dari Dinas Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Tuban serta surat rekom dari Pemerintah Desa setempat.

“Meski harganya naik, setidaknya solar itu lebih mudah didapat. Wong kita juga punya surat rekom dari pemerintah. Apalagi solar ini juga sudah menjadi kebutuhan utama kami untuk operasional di laut,” timpalnya.

Dilain sisi, Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Tuban, Musa Himantoro menjelaskan, bahwa dirinya tidak habis pikir dengan keputusan dengan menaikan harga BBM bersubsidi. Padahal solar menjadi kebutuhan utama masyarakat nelayan dalam mencari nafkah.

“Masalahnya itu . Jelas tidak masuk akal kalau kok barang susah didapat. Permainan apalagi ini,” terang Musa Himantoro saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat.

Jika berbicara nelayan, lanjut Kang Mus sapaan akrab Ketua DPD ini, bukan soal setuju dan tidaknya perihal kenaikan harga BBM, namun lebih kepada stok solar ada dan dapat mencukupi kebutuhan nelayan.

“Lagi-lagi kami wong cilik yang dikorbankan. Bukan tentang kanaikan harga BBMnya yang mengecewakan kami, tapi lebih kepada keputusasaan kami para nelayan yang tidak bisa bekerja karena solar tidak ada,” tukasnya. (Said/Jun).

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: