, (Ronggo.id) – Sejumlah mendadak menggelar aksi pemasangan berbagai spanduk penolakan terhadap rencana pembangunan Onshore Receiving Facilities (ORF) oleh KrisEnergy Ltd di areal persawahan di Kradenan, , Rabu (12/6/2024).

Salah seorang petani setempat, Sukarnan menjelaskan, aksi penolakan ini lantaran lokasi yang akan dibangun ORF merupakan lahan pertanian produktif, luas yang terdampak diperkirakan mencapai 24 hektar.

“Ini tanah produktif, tanah subur, jadi tidak boleh ada pembangunan. Kami tetap ingin jadi petani, tidak ingin alih profesi,” terangnya.

Selain itu, keberadaan ORF sebagai fasilitas penerimaan gas alam dari Lapangan Blok Bulu dikuatirkan berdampak buruk terhadap masyarakat. Seperti halnya kebocoran Tangki di Desa Tasikharjo, 3 hari lalu yang mengakibatkan sejumlah warga mengalami sesak nafas hingga harus dievakuasi ke rumah sakit.

“Takutnya seperti di Kecamatan Jenu, itu yang bocor baru BBM. Bagaimana nanti  kalau yang bocor gas,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Palang, AKP Carito menyebut, bahwa aksi pemasangan spanduk penolakan oleh para petani ini dilakukan secara spontan, tanpa ada pengerahan massa.

“Yang terpenting penyampaian aspirasi ini berlangsung secara tertib dan kondusif,” ucapnya.

Menanggapi adanya aksi penolakan dari para petani, Representatif , Denny Sumarna menyatakan sangat menghormati aspirasi warga sepanjang disalurkan sesuai dengan koridor yang berlaku.

“Kami akan senantiasa akan menerima saran dan masukan dari masyarakat. Tentunya kami akan terus membuka ruang dengan para pihak, khususnya warga,” tuturnya.

Denny menyebut, KrisEnergy merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang diberikan konsensi pengelolaan Lapangan Blok Bulu oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menambah pasokan gas kepada .

“Prinsipnya yang kami kerjakan merupakan program pemerintah untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi pupuk nasional, outputnya untuk meningkatkan produksi pangan nasional,” pungkasnya. (Ibn/Jun).

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: