, () – Kabupaten Tuban memang memiliki segudang destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Seperti halnya , Kecamatan Plumpang. Disini, wisatawan tidak hanya disuguhi oleh suasana alami pedesaan, namun juga akan diajari kerajinan anyaman bambu.

Tidak hanya diikuti oleh anak-anak, wisata andalan Kecamatan Plumpang ini juga dikunjungi semua kalangan umum, sebab disini pengunjung bisa belajar tentang cara membuat berbagai kerajinan dari anyaman bambu yang langsung bisa dipraktekkan di lokasi, tentunya dengan biaya yang sangat ramah dikantong.

Ketua tim pendamping kerajinan bambu Desa Kebomlati, Bambang Budiono dalam keterangannya menyampaikan, Desa kebomlati saat ini sedang merintis wisata edukasi anyaman bambu.

“Kegiatan ini adalah permulaan untuk menuju program – program selanjutnya, sehingga apa yang dinginkan Pemdes Kebomlati bisa tercapai sebagai Desa Wisata Anyaman Bambu,” ujarnya.

Adapun dari kerajinan Anyaman Bambu di wisata edukasi Desa Kebomlati ini diantaranya ialah membuat kipas, kukusan, tampah, hingga wakul dan topi serta berbagai kerajinan lain yang tentunya bisa diwarnai sendiri.

Di wisata ini, pengunjung bisa mempraktekkan sendiri dalam membuat dan mewarnai kerajinan anyaman bambu hasil karyanya yang tentunya didampingi oleh pengerajinnya secara langsung.

Hal itu, menurutnya sejalan dengan salah satu wujud dari program , Aditya Halindra Faridzky, yakni satu desa satu produk unggulan atau One Village One Produp (OVOP).

Terkait pemasaran, ia menjelaskan selama ini pengrajin yang membuat produk anyaman bambu di desanya memasarkan produknya hingga ke berbagai daerah, seperti di Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, dan sekitar wilayah Tuban sendiri.

Sedikit menyinggung terkait kendala, ia merasa tidak menemui kesulitan sama sekali. Sebab produk anyaman bambu desa tersebut sudah memiliki pasar sendiri. Bahkan, dari segi kualitas sangat unggul.

Sementara itu, pengunjung yang datang ke Wisata Edukasi Desa Kebomlati tidak hanya mendapatkan workshop, pemahaman dan tata cara membuat kerajinan anyaman bambu, namun juga berbagai fasilitas lain, seperti souvenir, spot selfie yang ada di beberapa titik juga pameran kerajinan anyaman bambu.

Untuk bisa melihat suasana desa sekaligus belajar tentang tata cara membuat kerajinan dari anyaman bambu, pengunjung hanya cukup membayar tiket masuk yang sangat murah dan terjangkau, yakni Rp 10.000 perorang.

“Yang perlu dioptimalkan hanya kegiatan – kegiatan yang sifatnya praktik, sebab pengrajin ini butuh regenerasi,” ungkapnya.

Adapun produk ungggulan yang dijual, ia sebutkan di antaranya cikrak, kukusan, kipas bambu, sangkar, dan berbagai perlatan rumah dengan harga kisaran Rp 4.000. hingga mencapai ratusan ribu rupiah.

Lalu untuk kedepannya, ia berharap produk anyaman bambu desa kebomlati bisa lebih luas lagi dari segi pemasarannya dan perlunya regenerasi pengrajin agar pemuda di desanya lebih tertarik untuk menggeluti kerajinan tersebut, sehingga nantinya produk yang dihasilkan lebih bervariatif.

“Untuk bahannya, jika memang lagi banyak pesanan kadang kita mendatangkan dari Semanding dan Bojonegoro. Namun jika untuk kebutuhan sehari – hari saja bahan yang ada di Desa kebomlati saja sangat cukup,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terupdate RONGGO ID di: